JABAR EKSPRES- Turki telah melaporkan penggunaan sejumlah pesawat tempur untuk melakukan serangan udara terhadap markas milisi Kurdi atau Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di bagian utara Irak.
Serangan ini merupakan respons terhadap aksi dua anggota PKK yang melakukan serangan bom bunuh diri terhadap Kementerian Dalam Negeri. PKK mengklaim bahwa aksi tersebut merupakan tindakan mereka.
Menurut laporan dari Arab News pada Senin (2/10/2023), Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa sekitar 20 sasaran yang terkait dengan PKK telah dihancurkan dalam operasi udara semalam, termasuk gua dan tempat perlindungan mereka.
BACA JUGA : Pavel Prigozhin Akan Ambil Alih Wagner Group Menggantikan Sang Ayah!
Kementerian Pertahanan Turki juga menyatakan bahwa sejumlah anggota PKK dilaporkan telah “dimusnahkan” dalam serangan udara tersebut. Sudah diketahui bahwa basis utama PKK terletak di wilayah utara Irak.
Sementara itu, di ibu kota Ankara, Kementerian Dalam Negeri Turki baru-baru ini menjadi target serangan dari pihak PKK, di mana dua pelaku bom bunuh diri tewas. Kejadian ini terjadi pada pukul 09.30 pagi waktu setempat kemarin.
Rekaman dari sistem pengawas CCTV menunjukkan bahwa sebuah kendaraan berhenti di gerbang utama Kementerian Dalam Negeri Turki, dan salah satu penumpangnya turun dan langsung menuju gedung dengan cepat. Kemudian, terjadi ledakan hebat di lokasi gedung utama dan di sekitar gedung parlemen.
BACA JUGA :Robert Fico, Pemenang Pemilu di Slovakia, dan Kedekatannya dengan Putin: Diplomasi atau Kontroversi?
PKK telah melancarkan pemberontakan terhadap Turki sejak tahun 1984 dan dikenal sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Ankara dan sekutu-sekutunya di Barat. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut serangan terhadap Kementerian Dalam Negeri sebagai upaya terbaru untuk mengintimidasi Turki.
“Mereka yang mengancam perdamaian dan keamanan warga tidak akan pernah mencapai tujuannya,” tegas Erdogan setelah serangan terjadi. “Aksi terorisme hari ini di Ankara, di mana dua pelaku berhasil dilumpuhkan berkat intervensi polisi yang tepat waktu, adalah aksi terorisme terbaru,” tambahnya.
Ankara telah menjadi sasaran berbagai serangan, terutama pada tahun 2015 dan 2016, banyak di antaranya diklaim oleh kelompok separatis terlarang seperti PKK atau ISIS. Pada Oktober 2015, serangan ISIS di depan stasiun pusat di Ankara menyebabkan kematian 109 orang.