Dengan mengadakan peringatan ini, Saladin berharap dapat membangkitkan semangat Muslimin untuk mengenang jejak sejarah kehidupan Rasulullah SAW.
Hal ini membantu mereka memperkuat cinta mereka kepada sang khatamul anbiya, terutama saat menghadapi musuh Islam.
Demikianlah, peringatan Maulid Nabi memiliki akar sejarah ribuan tahun yang lalu, dimulai dari kalangan Syiah Dinasti Fathimiyah, dan kemudian diadopsi ke dalam budaya aswaja melalui kebijakan Sultan Shalahuddin dan Muzhaffar.