JABAR EKSPRES- Pemerintahan Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menerima Israel ke dalam Program Bebas Visa, yang memungkinkan warga negara Israel untuk melakukan perjalanan ke AS tanpa visa.
Pengumuman resmi dijadwalkan akan dilakukan menjelang akhir pekan ini, tepat sebelum akhir tahun anggaran federal pada tanggal 30 September 2023.
Saat ini, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS hanya memperbolehkan warga negara dari 40 negara Eropa dan Asia untuk berkunjung ke AS selama tiga bulan tanpa visa.
Namun, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas, akan mengumumkan penambahan Israel ke dalam program ini pada tanggal 28 September 2023.
BACA JUGA : Kelompok Ekstremis Boko Haram Membunuh 10 Petani Nigeria dan Menculik 9 Orang
Rekomendasi dari Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, untuk memasukkan Israel ke dalam program tersebut diperkirakan akan disampaikan tidak lebih dari dua hari setelahnya.
Pengumuman resmi akan dilakukan delapan hari setelah pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Majelis Umum PBB di New York.
Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS belum memberikan pernyataan resmi terkait hal ini.
Namun, keduanya akan membuat keputusan akhir dalam beberapa hari mendatang. Mereka menekankan bahwa AS akan bekerjasama dengan Israel untuk memenuhi semua persyaratan penegakan hukum, keamanan nasional, dan imigrasi terkait program Bebas Visa.
Pengakuan Israel sebagai anggota program ini adalah prioritas bagi para pemimpin negara dan akan menjadi pencapaian penting bagi Benjamin Netanyahu.
Ini terjadi meskipun pemerintahannya sering kali berselisih dengan AS terkait isu-isu seperti Iran, konflik Palestina, dan reformasi sistem peradilan Israel.
Walaupun Netanyahu telah dikecam oleh AS atas perlakuan terhadap warga Palestina, langkah AS dalam membebaskan visa akan memberikan dorongan positif bagi Netanyahu.
Meskipun ada protes terhadap rencana peradilan Netanyahu, dia kemungkinan besar akan mendapat kritik dari pihak Palestina yang berpendapat bahwa AS tidak seharusnya memberikan penghargaan kepada pemerintah Israel saat upaya perdamaian sedang mandek.
Israel telah memenuhi dua dari tiga kriteria penting untuk masuk ke program AS selama dua tahun terakhir, yaitu tingkat rendah penolakan visa dan tingkat tinggal visa yang rendah.