Ribuan Aktivis Iklim Geruduk New York untuk Mendesak Pemberhentian Penggunaan Bahan Bakar Fosil

JABAR EKSPRES – Belum lama ini terjadi sebuah demonstrasi besar-besaran para aktivis iklim di New York, Amerika Serikat.

Demonstrasi tersebut terdiri dari aktivis iklim dengan puluhan ribu demonstran meluncurkan inisiatif yang berfokus pada isu krisis iklim pada Minggu, 17 September 2023.

Demo tersebut digelar untuk menuntut diakhirinya penggunaan bahan bakar fosil dan mengekspresikan keyakinan mereka bahwa masa depan bergantung pada pergeseran yang sangat penting ini.

Para demonstran berkumpul ketika para pemimpin dunia bersiap untuk bertemu sekali lagi dalam upaya mereka untuk memerangi krisis iklim, terutama yang disebabkan oleh pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam.

BACA JUGA: Aktivis Iklim Merusak Monumen Bersejarah di Jerman, Menuntut Penghentian Penggunaan Bahan Bakar Fosil pada 2030

Para demonstran berpendapat bahwa upaya-upaya tersebut tidak cukup dan mengarahkan kemarahan mereka langsung kepada Presiden AS Joe Biden.

“Kami memegang kekuatan rakyat, kekuatan yang Anda butuhkan untuk memenangkan pemilu ini. Jika Anda ingin menang pada 2024, jika Anda tidak ingin darah generasi saya ada di tangan Anda, akhiri bahan bakar fosil,” ujar Emma Buretta, 17 tahun, dari Brooklyn, dari kelompok protes anak muda Fridays for Future, dikutip dari PBS.

Para demonstran menuntut Presiden Joe Biden untuk berhenti memberikan izin usaha minyak dan gas baru, menghentikan usaha-usaha yang sudah ada, dan mendeklarasikan keadaan darurat iklim, serta menggunakan otoritas eksekutif yang lebih besar.

Namun, pusat aksi berada di Broadway, di mana para pengunjuk rasa memadati jalanan, dengan penuh semangat mengadvokasi masa depan yang tidak dirusak oleh suhu yang meningkat.

BACA JUGA: Temuan Terbaru Es Laut Antartika Meleleh, Bahaya Nyata yang Mengancam Stabilitas Iklim Bumi

Unjuk rasa ini menandai dimulainya Pekan Iklim New York, sebuah acara yang mengumpulkan para pemimpin global dari dunia bisnis, politik, dan seni dalam upaya bersama untuk memerangi perubahan iklim.

Puncak acara pekan ini adalah pertemuan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dijadwalkan pada Rabu.

Yang tidak hadir dalam pertemuan ini adalah para pemimpin negara-negara yang bertanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon yang memerangkap panas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan