Dorong Kemajuan Bioteknologi di Indonesia, SEAMEO BIOTROP Gandeng Tujuh Negara

Dengan begitu, pihaknya menggandeng para Ilmuwan, regulator selaku pembuat kebijakan, dan praktisi dengan harapan dapat bekerjasama secara berdampingan dan memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan regulasi dapat berkembang bersama.

Zulhamsyah menambahkan, melalui kegiatan ASCA tersebut diharapkan menjadi sebuah platform bagi saintis dan regulator di Asia untuk meningkatkankompetensi di bidang regulasi dan kebijakan yang terkait dengan bioteknologi.

“Inisiatif ini bertujuan untuk membekali pemangku kepentingan di Asia dengan mendorong regulasi berbasis sains yang mendukung Research and Development, komersialisasi, dan pertukaran, terutama di negara berkembang,” terangnya.

Ia juga berharap, produk bioteknologi dapat menggaung dan tak terdengar asing dikalangan masyarakat khususnya di Indonesia. Pihaknya meyakinkan, bahwa produk bioteknologi tidak berdampak bagi tubuh dan halal jika dikonsumsi manusia.

“Kami akan melakukan kolaborasi mengembangkan produk Bioteknologi yang dibuat BIOTROP dan ISAAA. Peningkatan produktivitas kebutuhan pokok misal padi yang tadinya satu hektar menghasilkan 10-15 ton ditingkatkan 20 ton perhektar,” papar Zulhamsyah.

Global Coordinator BioTrust-ISAAA, Dr. Mahaletchumy Arujanan perwakilan Malaysia menjelaskan, para peneliti selalu bekerja dilayar belakang, saat ini masyarakat global mengalami tantangan harga kebutuhan pokok naik dan makanan tidak mencukupi. Bioteknologi dilihat menjadi problem solver atau solusi dari hal itu. Karena saat ini didukung untuk green teknologi agar tidak merusak planet bumi ini.

“Masyarakat pada umumnya berfikir harga kebutuhan pokok rendah dan stok kebutuhan pokok tercukupi. Tanpa memikirkan bagaimana peningkatan produksi bahan-bahan kebutuhan pokok. Maka Bioteknologi ini merupakan solusi dari peningkatan itu. Indonesia dan Malaysia banyak impor jagung dan kedelai. Mengapa impor, padahal kita bisa mengembangkannya,” jelasnya.

“ISAAA ada kantor di Filipina untuk Asia dan di Kenya untuk Afrika. Kalau kita saling melengkapi, karena sama-sama dari negara berkembang, kita kolaborasi. Akan dilakukan pertukaran pelajar untuk berkunjung ke masing-masing tempat,” imbuh Maha sapaannya.

Sementara itu Manager HCID SEAMEO BIOTROP, Dewi Suryani menekankan, saat ini momentum Bioteknologi bisa disampaikan kesemua khalayak.

Kendati demikian, Ia mengaku produk Bioteknologi terbilang sulit untuk dipasarkan secara komersial. Sebab harus melewati berbagai prosedur dan regulasi yang ditempuh hingga tersertifikasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan