Sikap Santai Pasangan Prewedding dan Kru yang Sebabkan Kebakaran Bromo Saat Dipanggil Polisi Jadi Sorotan

JABAR EKSPRES – Pasangan calon pengantin yang melakukan pemotretan prewedding di kawasanTNBTS hingga menyebabakan kebakaran ratusan hektar lahan di Bromo, kemarin kembali dipanggil Polisi. Sikap santai pasangan prewedding dan kru yang datang ke Polres Probolinggo menjadi sorotan netizen karena terkesan merasa tak bersalah.

Padahal, akibat ulahnya yang tak sengaja menjatuhkan flare di semak sudah mengakibatkan kebakaran lahan 274 hektar di Bromo hingga membuat negara rugi mencapai miliaran rupiah untuk upaya pemadamannya.

Sebanyak lima orang yang dipanggil Polisi pada Selasa (12/9) tampak dengan santai menunggu giliran untuk diperiksa oleh penyidik. Mereka duduk sambil tertunduk memainkan HP-nya dan sesekali berbincang. Wajah mereka tampak santai tanpa rasa bersalah.

Baca juga : Kebakaran Bromo Meluas ke Pasuruan dan Malang, Ratusan Personel Dikerahkan

Lima orang tersebut adalah 3 kru dari wedding organizer yang menyelenggarakan foto prewedding serta dua orang yang merupakan pasangan yang melakukan foto prewedding yakni HP(39) dan PMP (26).

Dari keterangan para saksi, diketahui asal mula kebakaran tersebut adalah karena flare yang mereka nyalakan terjatuh di semak, hingga membuat percikan api membakar rerunputan kering dilokasi tersebut.

Namun bukannya segera berusaha memadamkan api tersebut, mereka justru sibuk dengan memantau hasil foto yang sudah diambilnya. Dan baru menyadari setelah api membesar dan merembet luas.

Lahan yang terbakar juga semakin meluas dari 50 hektar kini mencapai ratusan hektar bahkan sampai ke kota lain seperti Malang dan Pasuruan. Upaya pemadaman terus dilakukan agar kebakaran tidak semakin luas, hingga menggunakan berbagai macam metode yang menghabiskan dana besar yang merugikan negara.

Baca juga : Ini Fungsi “Flare” Sebenarnya, Viral Diduga Pemicu Kebakaran Bromo

Kerugian tersebut karena upaya pemadaman menggunakan Water Bombing, yang memakan biaya mencapai 150 juta perjamnya. Sementara dalam satu hari dilakukan water bombing hingga 163 kali, dimana melakukan 26 sortie selama 58 jam.

Terlebih lagi, water bombing dilakukan dengan menggunakan heicopter super puma yang memakan biaya tinggi. Meski upaya pemadaman juga dilakukan tidak hanya melalui udara tapi juga melalai jalan darat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan