JABAR EKSPRES – Kualitas udara di beberapa wilayah di Penang dan Sarawak telah mengalami penurunan signifikan seiring munculnya titik api atau hotspot di Indonesia.
Menurut data dari IQ Air yang dikutip oleh The Star, stasiun pemantauan udara di Tanjung Bungah dan Sekolah Internasional Dalat melaporkan indeks kualitas udara buruk masing-masing sebesar 149 dan 107.
Sementara itu, Lorong Terinai Bukit Tengah mencatat indeks kualitas udara sebesar 141, sedangkan Seberang Jaya mencatat sebesar 129. Keempat stasiun pemantauan ini mencatat penurunan kualitas udara yang cepat sejak dini hari Senin, seiring dengan meningkatnya laporan pembakaran hutan di beberapa titik di Indonesia.
Baca Juga: Menteri Pertahan Ukraina Undurkan Diri, Ini Alasannya?
Menurut Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (Asean Specialised Meteorological Centre/ASMC), citra satelit menunjukkan kabut asap yang bergerak dari wilayah selatan dan tenggara Kalimantan di Indonesia menuju arah barat laut. Sementara itu, kabut asap ringan hingga sedang juga terlihat di sebagian wilayah Kalimantan Barat, yang bergerak ke utara hingga Sarawak bagian barat.
ASMC menyatakan, “Ada juga peningkatan risiko kabut asap lintas batas di wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak bagian barat,” seperti yang dilaporkan oleh Strait Times.
Khirudin Drahman, Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sarawak, telah memerintahkan kepala pemadam kebakaran di berbagai wilayah untuk memantau situasi ini. Selain itu, Dewan Sumber Daya Alam dan Lingkungan juga telah menghentikan pemberian izin pembakaran di ruang terbuka.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, 2 Warga Spanyol Tewas dan Aktivitas Warga Lumpuh
Komentar dari Dewan tersebut adalah, “Kita bisa berdiskusi dengan negara tetangga kita [untuk menindaklanjuti],” dan berharap Indonesia bersedia untuk bekerja sama dengan menghentikan aktivitas pembakaran terbuka.
Sebelumnya, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga telah menimbulkan kekhawatiran di Singapura. Pada Minggu (3/9), Singapura telah mendeteksi 23 titik api atau hotspot baru di wilayahnya, dan masyarakat diingatkan akan risiko cuaca berkabut asap dalam waktu beberapa waktu ke depan, menyusul peningkatan titik api karhutla di Sumatra.