JABAR EKSPRES – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan reshuffle pemerintah yang dramatis pada hari Minggu (3/9), dengan mencopot Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov di tengah perang yang masih berkecamuk melawan Rusia.
Dalam pengumumannya, Zelensky mengklaim bahwa langkah ini diperlukan untuk membawa pendekatan yang lebih segar dan berbeda dalam menghadapi konflik berkepanjangan dengan Rusia. Oleksii Reznikov telah menjabat selama lebih dari 550 hari selama perang berkecamuk.
“Oleksi Reznikov telah memimpin selama lebih dari 550 hari perang skala penuh. Saya yakin bahwa kementerian membutuhkan pendekatan yang baru dan dinamis dalam menghadapi tantangan Rusia, baik di sektor militer maupun masyarakat sipil,” ujar Zelensky, mengutip AFP.
Baca Juga: Presiden Nigeria Tarik Duta Besar di Seluruh Dunia untuk Meningkatkan Efisiensi Layanan Luar Negeri
Zelensky juga segera mengusulkan pengganti Reznikov, yaitu Rustem Umerov, seorang pejabat yang telah memimpin Dana Properti Negara sejak tahun lalu. Dengan tegas, Zelensky menyatakan, “Saat ini, Rustem Umerov harus menjadi kepala Kementerian Pertahanan. Saya berharap dukungan dari parlemen untuk kandidat ini.”
Pencopotan Reznikov, yang sebelumnya dikenal sebagai “wajah” perlawanan Ukraina terhadap Rusia meskipun memiliki pengalaman militer yang terbatas, menciptakan perubahan signifikan dalam kepemimpinan kementerian tersebut.
Pengumuman ini juga datang dalam konteks ketegangan yang semakin meningkat antara Ukraina dan Rusia. Beberapa jam sebelumnya, Ukraina membalas serangan drone Rusia terhadap salah satu pelabuhan di Danube, yang berbatasan dengan negara NATO, Rumania. Pelabuhan tersebut merupakan tempat penyimpanan gandum utama Ukraina, yang telah terkena serangan berulang kali oleh Rusia dalam upaya mengganggu pasokan makanan negara tersebut.
Baca Juga: Prabowo Terang-terangan Bantah Tudingan AS Mengaitkan Namanya dengan Isu LCS
Sementara Ukraina terus berjuang melawan invasi Rusia, Kementerian Pertahanan Ukraina sendiri telah diguncang oleh sejumlah skandal korupsi yang telah mengakibatkan pengunduran diri sejumlah pejabat kementerian. Pada Januari tahun ini, Reznikov sendiri lolos dari pencopotan, namun wakilnya terpaksa mengundurkan diri setelah kemunculan tuduhan bahwa Kementerian Pertahanan telah menandatangani kontrak makanan dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada harga rata-rata di pasaran.