JABAR EKSPRES- Istilah “Jomblo Fii Sabilillah” adalah ungkapan yang unik dan memiliki makna mendalam dalam konteks Islam.
Meskipun terdengar tidak biasa, istilah ini mencerminkan semangat dan pengabdian seorang Muslim dalam menjalani kehidupan mereka. Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang arti dan makna di balik istilah “Jomblo Fii Sabilillah.”
BACA JUGA : Keutamaan Sholat Tahajjud: Komunikasi Dekat dengan Allah di Waktu Sepi
Apa Itu “Jomlo Fii Sabilillah”?
Istilah “Jomlo Fii Sabilillah” merupakan gabungan antara kata “jomlo” dan “fii Sabilillah.” “Jomlo” adalah singkatan dari kata “jomblo” dalam bahasa Indonesia, yang merujuk kepada seseorang yang belum menikah atau tidak memiliki pasangan hidup. Di sisi lain, “fii Sabilillah” adalah frase bahasa Arab yang berarti “di jalan Allah” atau “dalam pelayanan agama.”
Jadi, ketika dikombinasikan, “Jomlo Fii Sabilillah” adalah istilah yang merujuk kepada seseorang yang dengan sengaja memilih untuk menjalani hidup tanpa mengejar pernikahan, dan sebaliknya, mereka fokus sepenuhnya pada pengabdian kepada agama Islam dan pelayanan kepada Allah SWT.
Makna dan Tujuan Jomlo Fii Sabililillah bisa kami uraikan sebagai berikut :
1. Pilihan Kesucian
Bagi mereka yang memilih untuk menjadi “Jomlo Fii Sabilillah,” kesucian adalah nilai utama.
Mereka menjauhkan diri dari hubungan romantis atau pernikahan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menghindari potensi gangguan atau godaan yang dapat menghalangi mereka dari tujuan agama.
2. Pelayanan Agama
Istilah ini menyoroti komitmen seseorang terhadap pelayanan agama. Mereka mungkin terlibat dalam aktivitas keagamaan seperti dakwah, pengajaran agama, atau kegiatan amal lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan praktik agama dalam masyarakat.
3. Dedikasi Total
“Jomlo Fii Sabilillah” menghadirkan konsep dedikasi total kepada Allah. Mereka mengabdikan waktu, tenaga, dan sumber daya mereka untuk mencari ridha Allah tanpa dibebani oleh tanggung jawab pernikahan atau keluarga.
BACA JUGA : Poligami dalam Islam ? Apakah Boleh ? Bagaiamana Syaratnya ?
4. Kemerdekaan Spiritual
Ini juga mencerminkan kemerdekaan spiritual seseorang. Mereka memiliki fleksibilitas lebih besar dalam mengejar studi agama, beribadah, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa adanya keterikatan pada kehidupan keluarga.