JABAR EKSPRES – Sibuk memproduseri sebuah pementasan teater epik, aktris Marcella Zalianty mengaku pekerjaannya lebih sulit dibandingkan dengan syuting film layar lebar.
Marcella Zalianty mengatakan memproduksi sebuah pementasan sangat berbeda dengan memproduksi film. Selain dipentaskan secara langsung di depan penonton, pertunjukan teater juga diikuti oleh para aktor dengan berbagai kualifikasi dan keahlian.
“Menurut saya, para aktor panggung membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena pertunjukannya ditampilkan secara langsung, tanpa latihan, lebih banyak daripada film. Dari segi produksi juga banyak yang harus diperhatikan, tidak hanya aspek kreatif dan teknis tapi juga melibatkan tim yang begitu besar, bagaimana energi kita bisa disatukan,” Katanya dikutip dari Antara, Selasa (29/8).
BACA JUGA : Sherina Munaf Ceritakan Pengalaman Seru Syuting “Petualangan Sherina 2”
Di bawah naungan rumah produksi Keana Film, Marcella Zalianty tengah mementaskan drama panggung “Jalasena Laksamana Malahayati”, yang berkisah tentang perjuangan laksamana wanita pertama di dunia asal Aceh, Malahayati, dalam peperangan melawan Portugis dan serbuan armada Belanda.
Wanita kelahiran 7 Maret 1980 ini tidak hanya memproduseri film tersebut, tetapi juga mengambil peran utama sebagai Laksamana Malahayati.
“Tampil di panggung lebih berat, syuting lebih berat, tapi lebih dari itu karena hidup mati panggung tidak berulang, live on stage, jadi intensitas ketegangannya lebih tinggi,” kata Marcella.
Marcella tidak main-main dalam perannya kali ini, selain berlatih bersama 62 pemain lainnya selama dua bulan, ia mengaku telah mendalami karakter Malahayati selama lebih dari dua tahun.
Usaha yang dilakukan, selain karena ketertarikannya pada sejarah tokoh yang begitu berjasa dan dihormati, juga untuk menjiwai karakter yang akan dibawakannya.
“Meriset wujudnya membantu saya untuk masuk ke dalam dirinya, sehingga mau tidak mau saya ingin lebih menghayati kisah perjalanan Malahayati. Saat pertama kali membaca naskahnya, aduh, saya menangis karena saya bisa merasakan apa yang dia perjuangkan,” ujar Marcella.
Selain itu, Marcella juga harus bisa berbicara dengan logat Aceh untuk memperagakan seni bela diri silat. Bahkan, ia harus dibawa ke rumah sakit setelah mengalami masalah saat berlatih.