BACA JUGA: PBB Mengutuk Keras Operasi Militer Israel di Jenin Palestina Karena Menewaskan Warga Sipil
Eskalasi tindakan kekerasan yang terjadi selama 15 bulan terakhir di wilayah Tepi Barat yang diduduki menjadi sumber situasi yang tidak nyaman.
Serangkaian serangan militer dari pihak Israel, aksi protes jalanan Palestina, dan insiden-insiden serangan pemukim Israel terhadap desa-desa Palestina telah mengguncang kawasan ini.
Sejak awal tahun hingga saat ini, sebanyak 188 warga Palestina dan 35 warga Israel dan warga asing lainnya dilaporkan tewas dalam konflik yang terus berkecamuk.
Salah satu pihak yang terlibat dalam situasi sensitif ini adalah Ben-Gvir, seorang anggota koalisi agama-nasionalis di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ben-Gvir telah lama dikenal karena dukungannya terhadap tindakan terorisme serta retorika anti-Arab yang provokatif.
BACA JUGA: Kota Jenin Palestina Porak-Poranda Karena Operasi Militer Israel
Namun, ia mengklaim bahwa pandangannya telah mengalami moderasi sejak bergabung dengan pemerintahan, meskipun pernyataan lebih lanjut mengenai hal ini belum dijelaskan secara mendalam.
Wilayah Tepi Barat telah menjadi pusat perhatian sejak Israel merebutnya dalam perang Timur Tengah pada tahun 1967.
Pemerintah Israel terus menerus memperluas pemukiman-pemukiman di wilayah ini, walaupun pemukiman-pemukiman tersebut telah dianggap ilegal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta mayoritas negara di dunia.
Situasi yang kompleks ini memperlihatkan bagaimana konflik berkepanjangan telah mengakar dan berdampak dalam kehidupan sehari-hari penduduk di kawasan ini.