JABAR EKSPRES – Banyak yang bertanya mengapa Jepang melepaskan limbah nuklir yang berasal dari PLTN Fukushima ke laut?
Pembuangan limbah nuklir Jepang tersebut tentu akan membuat publik bertanya-tanya karena khawatir dengan pencemaran ekosistem laut.
Jepang mulai membuang air dari pabrik di utara Tokyo ke laut pada hari Kamis meskipun ada keberatan baik dari dalam maupun luar negeri, dari komunitas nelayan dan pihak lain yang khawatir akan dampak lingkungan.
Salah satu yang melakukan perlawanan adalah Kelompok Pengawas Radiasi Korea yang berunjuk rasa untuk memprotes keputusan Jepang yang melepaskan air radioaktif yang telah diolah. Lebih dari 50.000 orang bergabung dalam demonstrasi tersebut.
Choi Kyoungsook, anggota kelompok Pengawasan Radiasi Korea mengatakan, “Kita tidak akan langsung melihat bencana seperti terdeteksinya bahan radioaktif dalam makanan laut, namun nampaknya tidak bisa dihindari bahwa pelepasan ini akan menimbulkan risiko bagi industri perikanan lokal dan pemerintah perlu mencari solusi”.
Baca Juga: Update Terbaru Limbah Nuklir Jepang, Minggu 27 Agustus 2023
Alasan Jepang Melepas Limbah Nuklir ke Laut
Jepang dan organisasi ilmiah mengatakan bahwa air tersebut, yang disuling setelah terkontaminasi oleh kontak dengan batang bahan bakar ketika reaktor hancur akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011, kini aman.
Tokyo Electric Power telah menyaring air untuk menghilangkan isotop, hanya menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan.
Menurut Kyodo News, badan perikanan Jepang juga mengklarifikasi bahwa ikan yang diuji di perairan sekitar pabrik tidak mengandung kadar tritium yang terdeteksi.
Namun, Korea Selatan mengatakan mereka tidak melihat ada masalah ilmiah dengan pelepasan air tersebut namun para aktivis lingkungan berpendapat bahwa semua dampak yang mungkin terjadi belum diteliti.
Air yang mengandung tritium secara rutin dikeluarkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia, dan pihak berwenang mendukung penanganan air Fukushima dengan cara ini.
Pada tahun 2014, artikel Scientific Americal menyatakan bahwa tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena radiasinya tidak cukup energik untuk menembus kulit manusia, namun bila tertelan pada kadar di atas kadar air yang dilepaskan dapat meningkatkan risiko kanker.