JABAR EKSPRES – Keadaan mendalam duka menyelimuti kelompok berita internasional saat pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, dilaporkan diduga tewas dalam sebuah insiden tragis. Kecelakaan pesawat yang mengakibatkan terhentinya nyawa Prigozhin ini terjadi pada hari Rabu (23/8) di wilayah Tver.
Informasi yang dirilis oleh layanan darurat Rusia mengungkapkan bahwa pesawat jet pribadi Embraer Legacy yang dinaiki oleh Prigozhin dan sembilan penumpang lainnya jatuh di dekat Desa Kuzhenkimo. Pesawat ini sedang dalam perjalanan dari Moskow menuju St. Petersburg.
Kronologi tragedi ini mengungkap bahwa sekitar setengah jam setelah lepas landas, pesawat tersebut mengalami kebakaran akibat benturan. Data pelacakan penerbangan dari FlightRadar24 mencatat bahwa transponder pesawat berhenti mengirimkan data ketinggian sekitar pukul 18.19 waktu setempat.
Baca Juga: India Berhasil Mendaratkan Pesawat Ruang Angkasa di Bulan
FlightRadar24 melaporkan bahwa kemungkinan transmisi berhenti akibat “gangguan di daerah tersebut,” meskipun pesawat sudah mencapai ketinggian 28 ribu kaki. Data dari menit-menit terakhir transmisi mengindikasikan bahwa pesawat mengalami gerakan naik-turun yang tidak menentu, bahkan pada satu titik naik hingga di atas ketinggian 30 ribu kaki.
Pada pukul 18.19, data mencatat bahwa pesawat mengalami penurunan ketinggian hingga mendekati 8.000 kaki per menit sebelum akhirnya transmisi berhenti sepenuhnya.
Dalam daftar penumpang Embraer yang dirilis oleh TASS, tercantum nama Yevgeny Prigozhin. Investigasi pun telah diluncurkan mengenai jatuhnya pesawat Embraer ini, dan hingga saat ini, delapan jenazah telah berhasil ditemukan. Namun, otoritas belum dapat mengidentifikasi secara pasti para korban.
Baca Juga: WNI Buka Usaha di Jepang, Erick Thohir: Bangga dan Dukung Terus Usaha Masyarakat Indonesia
Prigozhin, yang juga dikenal sebagai orang dekat pemerintah Rusia, sebelumnya terlibat dalam operasi militer Wagner di Ukraina sejak invasi yang terjadi pada Februari 2022. Wagner Group saat itu menjadi kekuatan utama Rusia dalam menghadapi situasi tersebut.
Namun, kebelakangan ini, perpecahan mulai tampak antara kelompok Wagner dan pasukan reguler Rusia. Prigozhin secara terbuka mengkritik tindakan militer Rusia dan mengungkapkan kelemahan dalam struktur komando, yang menyebabkan kerugian di medan perang.