Selain menjadi tempat tinggal, daerah tersbeut juga menjadi lokasi penempatan dan penjualan bahan-bahan bangunan, tempat menyimpan ijuk, sampai area yang dipenuhi alang-alang.
Lantaran adanya tumpang tindih penggunaan tempat antara terminal angkot Dago dengan lokasi penempatan pedagang pasar yang kerap pula disebut elos. Kemudian hingga saat ini, kawasan tersebut dikenal dengan nama Dago Elos.
Terkait polemik sengketa tanah Dago Elos, sejumlah pihak termasuk para pejabat daerah Kota Bandung hingga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun buka suara. Kini warga masih berharap agar mendapatkan keadilan terhadap lahan yang mereka tinggali selama puluhan tahun tersebut.
Akan tetapi, kasus sengketa tanah Dago Elos pun belum menemui titik terang hingga saat ini. Sejumlah pihak terkait pun belum menjelaskan lebih lanjut bagai mana proses penyelesaian kasus tersebut. (*)