“Jadi ini untuk membantu detensi kita. Jangan kalau ada gangguan kita setengah jam saja sudah habis air kita. Kalau ini (watertank) bisa membantu baru 6 jam,” tukasnya.
Mengenai kekhawatiran warga, pihaknya menuturkan hal itu sudah dalam mitigasi risiko dari pabrikan watertank dan konsultan perencana. Beban air dan material sudah dihitung.
“Setelah diuji, ini untuk spek watertank sendiri melebihi batas beban yang diijinkan. Artinya ini lebih aman,” klaimnya.
BACA JUGA: Masih Gelap, DPRD Minta DLHK Kota Depok Putus Hubungan dengan TPPAS Lulut Nambo
Sedangkan mengenai kekhawatiran warga terkait struktur, pihaknya juga sudah menjelaskan pada majelis hakim bahwa struktur yang dibuat sudah aman. Umur teknis water ini yang dibangun tersebut mencapai 30 tahun.
“Kita mendapat garansi 10 tahun untuk water tanknya sendiri. Untuk maintenance kita didampingi selama setahun kalau kita sudah mulai beroperasi. Dan saat ini memang untuk water tank saya sudah melakukan juga ke warga terkait penjelasan teknis kenapa kita belum operasionalkan,” ungkapnya.
Belum beroperasinya watertank ini, kata dia kalau seluruhnya sudah dinyatakan aman. Karena pihaknya akan membuat program lain, seperti pagar di sekeliling lahan PDAM Tirta Asasta. Sehingga jika terjadi bencana maka air bisa dikanalisasi.
“Kita akan membangun pagar sekeliling watertank kemudian juga nanti kita ada landscapingnya,” pungkasnya. (Mg10)
BACA JUGA: Diduga Cemari Lingkungan, SPBU Sawangan Baru Terancam Tutup