JABAR EKSPRES – Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Pasukan Susur Sungai, Ekosistem dan Rescue (Passer) kibarkan kain merah putih sepanjang 78 meter.
Pengibaran kain merah putih itu, disesuaikan dengan momen peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di 2023, yakni genap berusia 78 tahun.
Ketua Passer, Andriana mengatakan, pengibaran dilakukan di pinggir Sungai Cikijing, tepatnya berlokasi di wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
“Pengibaran ini sebagai momen peringatan hari kemerdekaan. Kita melakukan pembentangan kain merah putih yang ketiga kalinya, pertama kali di 2021,” kata Andriana kepada Jabar Ekspres di lokasi, Kamis, 17 Agustus 2023.
Dia menyampaikan, pembentangan kain merah putih di pinggir Sungai Cikijing, dilakukan oleh para anggota Passer, relawan, paskibra dan pramuka, dengan jumlah keseluruhan 28 orang.
Disamping memperingati momentum kemerdekaan RI, pembentangan kain merah putih juga bertujuan untuk menyadarkan kembali, agar masyarakat lebih perhatian terhadap keberlangsungan sungai.
“Penanganannya Pasukan Sususr Sungai bekerjasama denga Satgas Citarum, antaranya Sungai Cikeruh, Cikijing dan Cimande,” ujarnya.
Melalui pantauan JabarEkspres.com, para relawan dengan semangat menaiki perahu karet, di tengah Sungai Cikijing yang bersih, membentangkan kain merah putih.
Diketahui, Sungai Cikijing merupakan anak dari Sungai Citarum. Adapun posisinya berada di bawah pengawasan Satgas Citarum Harum Sektor 21.
Andriana menjelaskan, pada momentum kemerdekaan RI, masyarakat diminta supaya tak sebatas memeriahkan euforia saja, tapi perlu mengingat juga ada banyak hal yang perlu dijaga, salah satunya adalah kebersihan aliran sungai.
“Kita bersama Satgas Citarum Harum, sering melakukan penanganan-penangan limbah industri dan limbah rumah tangga, karena sungai merupakan sumber kehidupan,” jelasnya.
Andriana berpesan, agar masyarakat tidak terus membudayakan buang sampah sembarangan, khususnya di aliran sungai.
“Dampaknya sangat serius, ketika sampah menumpuk di sungai itu bisa berakibat banjir,” bebernya.
Andriana melanjutkan, selain banjir bandang yang bisa mengancam masyarakat, tumpukan sampah di aliran sungai bisa berdampak pada area pesawahan.
“Sawah bisa kekeringan karena volume airnya menyusut, sampah sangat berdampak terhadap pencemaran sungai,” imbuhnya.
“Semoga masyarakat bisa terdedukasi dan mengingat kembali bahwa sungai adalah sumber kehidupan, jadi jangan sampai rusak dan kotor,” pungkas Andrian. (Bas)