Dikatakan budi, untuk saat ini menara kujang secara pisik memang ini yang terbesar. Namun, secara makna atau simbol itu, kujang ini sangat kompleks.
“Bahkan penulis-penulis di kita ini banyak sekali yang mendefinisikan kujang dari berbagai sudut pandang yang pastinya berbeda. Berbeda yang artinya bertengkar, tidak, bukan itu. Tapi justru dari sudut apapun bisa dilihat kujang itu.” Ungkapnya,
“Demikian, dengan adanya museum kujang ini kita bisa lebih mengenal dan memahami nilai serta arti dari kujang itu sendiri. Saat ini mungkin kujang bergeletakan di dapur atau di mana pun itu kan seolah biasa saja, karena memang mereka belum tahu maka belum sampai pada menghargai juga. Nah Agar ke depan tidak lagi seperti itu, kita akan edukasi dan mudah-mudahan masyarakatnya pun lebih tertarik untuk belajar dan memahami arti juga nilai dari kujang itu sendiri.” Pungkas Budi.(mg11)