Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menuturkan tentang pengembangan kawasan perkebunan seluas 450 ribu hektar terdiri dari komoditas kopi, kelapa, ⁰keh, aren, vanili, kayu manis, tembakau dan kapas dalam waktu 4 tahun ini.
“Kami juga terus berupaya memperbaiki tanaman perkebunan yang tua atau rusak dan tidak produktif dengan melakukan penggantian melalui peremajaan atau rehabilitasi,” ujar Andi Nur Alamsyah, Minggu, 13 Agustus 2023.
Andi mengungkapkan pembangunan perkebunan Indonesia membutuhkan pembiayaan cukup besar di tengah kemampuan APBN yang sangat terbatas, sehingga dibutuhkan inovasi dan gagasan agar tidak bergantung pada skema APBN.
Dia berharap, produk perkebunan bisa menjadi produk olahan berskala ekspor dan memiliki dampak langsung kepada para pekebun di seluruh Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan terus membantu, memfasilitasi dan mengawal kegiatan hilirisasi agar memicu daya saing dan memperkuat ekonomi.
“Program perkebunan partisipasi yang dilaksanakan oleh jajaran Kementan merupakan solusi untuk memacu daya saing dan memperkuat ekonomi. Sedangkan dari sisi akuntabilitas, pengelolaan anggaran selama empat tahun berturut turut telah mendapat kepercayaan BPK dengan predikat opini wajar tanpa pengecualian atau WTP.
“Karena itu kita jaga bersama sektor pertanian Indonesia agar lebih maju mandiri dan modern” katanya. (*)