JABAR EKSPRES – Peristiwa kebakaran di Komplek De Prima Terra yang berlokasi Jl. Raya Sapan, Kabupaten Bandung telah terjadi lebih dari setahun lalu. Namun, penyebab pasti kebakaran tersebut terjadi masih menjadi misteri.
Hingga kini, belum ada informasi resmi soal penyebab kebakaran, termasuk siapa pihak yang bertanggung jawab. Anehnya, area tempat kejadian perkara (TKP) masih dibatasi dengan garis polisi.
Diketahui, kebakaran hebat melanda kawasan pabrik di Komplek De Prima Terra pada 19 Mei 2022. Kebakaran tersebut menimbulkan dentuman dan ledakan keras yang menggema di sekitar TKP pada pukul 04:30 WIB.
Dalam peristiwa tersebut, si jago merah membakar gudang penyimpanan bahan kimia, gudang buku, dan pabrik roti yang lokasinya berdekatan. Ditaksir, kerugian yang dialami mencapai miliaran rupiah.
Sayangnya, sumber penyebab kebakaran sulit diketahui karena CCTV kawasan pabrik tidak berfungsi. Sehingga, penyebab pasti kebakaran hingga kini masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab.
Saat itu, Kepala Seksi Evakuasi dan Penyelamatan pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung, Miftahussalam mengatakan, penyebab kebakaran bukan karena korsleting atau kebocoran. Namun, ada pula dugaan bahan kimia yang terbakar di gudang Peralatan Pertolongan Pertama (P3) sebagai penyebab kebakaran.
Selain penyebabnya masih menyisakan tanda tanya, proses penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang dalam mengungkap fakta-fakta terkait kebakaran hebat tersebut juga mandek.
Menurut keterangan pihak pengelola kawasan pabrik, kepolisian sudah mendatangkan forensik, tapi sampai saat ini belum ada kelanjutan penyidikan. Bahkan, laporan resmi mengenai hasil penyelidikan tersebut masih belum dirilis kepada publik.
“Sampai saat ini sepertinya proses masih berlangsung, namun belum ada keterangan lebih lanjut mengenai penyebab dan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar Pengelola Kawasan Pabrik De Prima Terra, Jalu, Jumat (11/8).
Peristiwa kebakaran di Komplek De Prima Terra pada tahun lalu tentunya menimbulkan kerugian sangat besar bagi para pihak terdampak. Terlebih, hingga kini garis polisi masih melintang dan kegiatan pergudangan terhenti sejak saat kejadian.
Atas dasar itu, penyelidikan secara cermat dan teliti penting dilakukan untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tersebut. Sebab, masyarakat setempat dan semua pihak terdampak masih menanti informasi resmi terkait penyebab kebakaran dan siapa yang bertanggung jawab.