Lemhanas Mengusulkan Integrasi Angkatan Siber dalam TNI, Komisi I DPR Akan Teliti Rinciannya

JABAR EKSPRES – Dalam sebuah pengembangan yang menarik, Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto, telah mengusulkan pembentukan angkatan siber yang akan menjadi tambahan dari tiga matra utama Angkatan Darat, Laut, dan Udara di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Usulan ini telah memicu perbincangan luas di kalangan para pembuat kebijakan dan ahli pertahanan.

Terkait hal ini, anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, memberikan tanggapannya. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis (10/8), politikus dari partai Golkar tersebut menyambut baik ide tersebut namun menekankan perlunya kajian ilmiah yang matang dan komprehensif sebelum langkah ini dapat diimplementasikan.

Menurut Christina, konsep membentuk angkatan siber sebagai matra keempat dalam TNI memiliki dampak dan konsekuensi yang signifikan. Oleh karena itu, sebuah kajian ilmiah mendalam menjadi sangat penting. “Banyak aspek yang harus dipertimbangkan, mulai dari struktur organisasi dan kelembagaan di TNI, pola rekrutmen, pengembangan sumber daya manusia, hingga aspek anggaran. Belajar dari praktik di negara lain seperti Amerika Serikat dan Singapura, yang telah memiliki angkatan serupa, adalah hal yang esensial dalam proses kajian ini,” jelasnya.

Christina juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan dukungan anggaran untuk rencana ini, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Dengan adanya lembaga seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta unit-unit siber internal di TNI, perlu dipikirkan bagaimana alokasi anggaran yang optimal untuk mendukung keberadaan angkatan siber baru.

Sebelumnya, Andi Widjajanto sendiri telah merinci usulannya dalam sebuah Seminar Nasional Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 yang diadakan di Hotel Borobudur Jakarta pada hari Senin (7/8). Ia berpendapat bahwa penting untuk merumuskan langkah-langkah konkret seperti yang dilakukan oleh Singapura, yang telah memiliki angkatan siber yang melengkapi angkatan darat, laut, dan udaranya. Usulan ini menggugah rasa ingin tahu akan masa depan pertahanan siber Indonesia dan perlunya sebuah pendekatan ilmiah yang komprehensif untuk merancangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan