“Sebenarnya tidak terlepas dari tuntutan kampus juga sih, tapi secara pribadi saya memang berniat untuk berkontribusi dan mengedukasi berbagai kalangan (tidak hanya masyarakat akademis) agar seni tradisi dan kebudayaan di Rancakalong itu lebih dinilai dan sakral,” Ujarnya.
Aset atau beberapa tradisi kebudayaan Sumedang yang kini telah tercatat sebagai Cagar Budaya Tak Benda oleh UNESCO, faktanya didominasi oleh adat tradisi masyarakat Rancakalong.
Lebih dari itu, masyarakat Rancakalong sendiri sampai hari ini masih menggunakan adat istiadatnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti contoh dalam berbahasa sunda, sopan santun, penggunaan mitos-mitos tertentu yang juga seolah menjadi literatur dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.
Sukma dan teman KKN lainya telah merumuskan dan membagi kajian terkait sejarah dan budaya untuk penulisan buku tersebut, diantaranya ialah Tradisi lisan, Teknologi Tradisional, Seni, Bahasa, Ritus – Cagar budaya.
“Semoga semua berjalan dengan lancar dan khususnya dalam mengagas karya ini, diharapkan bisa sesuai dengan ekspektasi. Di mana melalui buku yang akan kami terbitkan itu bisa benar-benar menjadi manfaat untuk kelestarian sejarah dan kekayaan budaya di Rancakalong Sumedang”. Pungkasnya. (Mg11)