JABAR EKSPRES – Pejabat kota di Juneau, Alaska, telah mengumumkan status darurat akibat bencana banjir yang diakibatkan oleh pecahnya bendungan danau glasial. Sumber banjir berasal dari Suicide Basin, sebuah cekungan di Mendenhall Glacier, yang terletak sekitar 12 mil di utara ibu kota negara bagian Alaska.
Melansir dari berbagai sumber Situasi darurat ini berawal dari pecahnya bendungan yang menahan danau glasial, yang menyebabkan semburan dahsyat. Banjir tersebut merusak bangunan-bangunan di sepanjang Sungai Mendenhall, sebagaimana diinformasikan oleh Layanan Cuaca Nasional (WNS). Berdasarkan keterangan Rob Barr, Wakil Manajer Kota Juneau, dua rumah telah hancur dan satu rumah lainnya mengalami kerusakan sebagian dan terbawa arus.
Baca Juga: Jumlah Kematian Akibat Gelombang Panas di Italia Meningkat
Ancaman juga mengintai beberapa tempat tinggal lain, termasuk bangunan kondominium. Pohon-pohon tumbang dan puing-puing telah mengotori sungai, yang menggambarkan tingkat keparahan banjir sebagai “ekstrim”.
Menurut ahli hidrologi Juneau, Aaron Jacobs, dari National Weather Service, kemungkinan terjadinya banjir dengan skala seperti ini berada di bawah 1% menurut perhitungan FEMA. “Kami bahkan tidak pernah mempertimbangkannya sebagai kemungkinan,” ujarnya.
Rekaman video yang diambil oleh seorang penduduk, Sam Nolan, memperlihatkan bangunan bertingkat putih yang runtuh ke sungai. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 5 Agustus 2023, seperti yang terlihat dalam rekaman tersebut. Nolan menyaksikan kejadian tersebut selama lebih dari satu jam, di mana rumah tersebut tenggelam ke dalam arus banjir.
“Sangat menyedihkan melihatnya, namun kami hanya bisa berdiri dan menyaksikannya,” kata Nolan, seperti dikutip dari laporan ABC News.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sepakati Menangani Isu-Isu di Kawasan ASEAN
Video lain yang direkam oleh warga menunjukkan puing-puing dan pohon-pohon yang melayang di Sungai Mendenhall dekat Bandara Internasional Juneau.
Level air Danau Mendenhall mencapai puncaknya pada 14,97 kaki pada Sabtu sekitar pukul 23:15 waktu setempat, jauh melampaui rekor sebelumnya pada Juli 2016 yang mencapai 11,99 kaki. Banjir yang signifikan tercatat terjadi di wilayah yang sebelumnya jarang mengalami banjir, dan telah menyebabkan erosi yang cukup parah di tepi sungai, menurut laporan National Weather Service (NWS).