JABAR EKSPRES- Dedi Kurnia Syah, seorang pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO), mengungkapkan pandangannya tentang peluang kemenangan calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Dedi sebagai pengamat politik megungkapkan bahwa Anies Baswedan akan lebih unggul dibandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Menurut Dedi, peluang Anies untuk menang lebih besar karena ia mewakili kelompok yang tidak puas dengan kinerja pemerintah, sementara Ganjar dan Prabowo berasal dari koalisi yang pro pemerintah.
BACA JUGA : Sejumlah Ormas Berpendapat KPK Memiliki Kewenangan Selidiki Korupsi Basarnas
Dedi menjelaskan bahwa Anies memiliki keunggulan karena ia sendirian menampung kelompok yang tidak puas dengan kinerja pemerintah.
Sedangkan Ganjar dan Prabowo bersaing untuk mendapatkan dukungan dari kelompok pemilih yang sama, yaitu kelompok yang pro pemerintah.
Pendapat Dedi didasarkan pada survei dari lembaga riset berbasis di Australia, yaitu Utting Research, yang menunjukkan bahwa elektabilitas Anies semakin mendekati Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Hasil survei tersebut menyebutkan Ganjar Pranowo memperoleh dukungan sebesar 34 persen, Prabowo Subianto dengan 33 persen, dan Anies Baswedan sebanyak 27 persen.
Dedi juga menyatakan bahwa saat ini ketiga calon presiden belum memiliki basis pemilih yang loyal yang bisa membuat mereka yakin akan menang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemenangan calon presiden, termasuk dinamika propaganda dan situasi politik nasional yang akan mempengaruhi pilihan pemilih, termasuk calon wakil presiden (cawapres).
Bagi Ganjar dan Prabowo, cawapres dianggap tidak cukup signifikan, tetapi bagi Anies, cawapres bisa berpengaruh besar terutama dalam mendapatkan dukungan dari pemilih yang pro pemerintah.
Selain itu, keberadaan Jokowi sebagai presiden saat ini juga berpengaruh pada elektabilitas calon presiden lainnya karena masih dominannya basis pemilih Jokowi.
BACA JUGA : Prabowo Puji ‘Sensei Politik’ Yusril, Berkat Insting Tajamnya Dalam Berpolitik
Ini membuat hasil survei masih sangat dinamis dan berpotensi berubah mengikuti dinamika politik dan propaganda yang terjadi selama periode survei.
Dedi menegaskan bahwa survei hanya mampu menjelaskan situasi yang bersifat sementara dan mementum tertentu.