JABAR EKSPRES – Program “Nyeni di Sakola” yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merupakan sebuah inisiatif yang sangat positif untuk mengembangkan partisipasi dan minat para siswa terhadap seni tradisional Sunda. Inisiatif ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada generasi muda.
Dalam pelaksanaannya di SMPN 43 Kota Bandung, program ini disajikan dalam bentuk Sandiwara Sunda, sebuah pertunjukan seni yang mengisahkan kisah tentang anak yang enggan belajar namun memiliki hasrat yang besar dalam seni. Melalui pertunjukan ini, siswa-siswi tidak hanya belajar seni tradisional Sunda secara langsung tetapi juga menikmati hiburan yang bernilai edukasi. Pendekatan ini dapat menjadikan pembelajaran seni menjadi lebih menarik dan relevan bagi para siswa.
Di SDN 035 Soka, program “Nyeni di Sakola” difokuskan pada berbagai kaulinan barudak atau permainan tradisional khas Sunda. Kaulinan barudak tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral yang dapat membentuk karakter kecintaan anak-anak terhadap seni Sunda. Selain itu, adanya tari modifikasi “Tari Nang-Neng-Nong” sebagai senam pembuka juga memberikan nilai tambah dalam memperkenalkan gerakan dasar tari Sunda kepada siswa-siswi.
BACA JUGA: KPJ Bandung Luncurkan Album Komplikasi Musik Trotoar, Tersedia di Spotify Hingga YouTube
“Siswa-siswi tidak hanya belajar seni tradisional Sunda secara langsung tetapi juga menikmati hiburan yang bernilai edukasi,” ucap Ratna Rahayu Pitriyati, Kepala Bidang Produk Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung.
Program ini juga masih dalam tahap uji coba, yang akan dievaluasi untuk menilai efektivitasnya dan mengembangkan konsep yang tepat. Dengan melakukan evaluasi ini, diharapkan program dapat ditingkatkan dan disesuaikan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan utama yaitu menciptakan generasi muda yang mencintai dan melestarikan seni tradisional Sunda.
Ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki rencana untuk melibatkan lebih banyak sekolah dalam program “Nyeni di Sakola,” yakni sekitar 5-10 persen dari total SD Negeri dan SMP Negeri di Kota Bandung. Pemilihan sekolah akan didasarkan pada potensi seni yang ada dan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mencakup seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pelestarian seni tradisional Sunda.