“Salah satu masalah utama yang dihadapi kita saat ini adalah dekadensi moral. Salah satu langkah minimal dalam menangani masalah ini adalah dengan menambah jam pelajaran agama atau moral.
Tetapi sekarang, ada yang berusaha membantu pemerintah dengan menambahnya, namun justru mendapat hambatan dan pemotongan waktu. Akibatnya, jam pelajaran agama atau moral semakin berkurang.
Apakah pemerintah akan mengabaikan masalah kenakalan remaja di Yogyakarta ini?” ungkapnya.
Hilmy menyarankan 5 hari belajar di madrasah agar ada peningkatan kualitas dan standar kompetensi pendidikan agama atau moral sebagai konsekuensi dari kebijakan ini.
“Jika kebijakan lima hari sekolah disertai dengan kebijakan yang jelas mengenai peningkatan kualitas dan kompetensi dalam pendidikan agama atau moral, mungkin itu bisa lebih diterima. Tapi jika tidak, atau bahkan hanya mengurangi jumlah hari belajar tanpa ada penambahan waktu dan standar kompetensi dalam pendidikan agama, maka pendidikan ini bisa menjadi sia-sia,” tegasnya.