JABAR EKSPRES – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pengusaha di Sumatera Utara, terutama di Medan, untuk berpartisipasi dalam program dekarbonisasi nasional dengan mengurangi emisi karbon saat menjalankan bisnis. Indonesia sedang mengupayakan pembangunan ekonomi rendah karbon melalui upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
“Seperti diketahui, Indonesia tengah menargetkan pembangunan ekonomi rendah karbon dengan meningkatkan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Koordinator Bidang Kemaritiman. Dikutip Jabar Ekspres dari Antaranews.
Dalam pertemuan “Business Forum Green Economy” di Medan, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Widjaja Kamdani, menegaskan bahwa industri dan dunia usaha memiliki peran penting dalam upaya melindungi lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Dia meminta agar industri tetap komitmen terhadap program dekarbonisasi negara.
Untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif, dan menerapkan prinsip “Environmental Social Governance” (ESG), Kadin mengajak perusahaan di Sumatera Utara untuk bergabung dalam program Kadin Net Zero Hub (NZH). Kadin NZH bertujuan untuk membantu sektor swasta Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca hingga mencapai “Net Zero Emission” pada tahun 2060 atau lebih awal, serta meningkatkan daya saing di pasar global.
Ketua Kadin Net Zero Hub, Dharsono Hartono, menjelaskan bahwa Kadin NZH adalah platform bagi seluruh sektor swasta nasional untuk berbagi ilmu, informasi, dan sumber daya guna menciptakan ekosistem rendah emisi di Indonesia.
Kadin menekankan bahwa transisi menuju ekonomi hijau adalah strategi penting Indonesia dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju. Komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat perlu didukung oleh semua pihak, termasuk dunia usaha dan industri.
Menurut studi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), kebijakan pembangunan rendah karbon dapat mengurangi potensi kerugian ekonomi Indonesia akibat perubahan iklim sebesar 50,4 persen pada tahun 2024.
Baca Juga: Antisipasi Dampak El Nino, Penguatan Bantuan Sembako!