“Iya itu (sampah yang diterima) yang bisa didaur ulang semua misalkan plastik-plastik bisa didaur ulang semua, ember-ember rusak, terus kaleng-kaleng itu bekas-bekas kaleng, apalagi kemarin bekas lebaran kaleng-kaleng banyak bener ya, ya sampah sampah rumah tangga juga banyak, Alhamdulillah yang tadinya berantakan juga jadi pada bersih,” ungkapnya.
Nasabah Bank Sampah Amal Haqiqi
Bank Sampah Amal Haqiqi memiliki tiga jenis nasabah, yaitu Nasabah Better dan Best (donatur) serta Nasabah Good (penerima manfaat). Nasabah Good harus memiliki saldo minimal untuk mencairkan dana, sementara Nasabah Better dan Best melayani nasabah di luar desa Ciburuy dengan layanan jemput dan sedekah sampah.
“Kalau yang berkelompok sebelum mencukupi semua belum bisa dicairkan yang lain, kecuali yang perorangan (dan itu) ada sedekahnya makanya dibilang bank sampah amal jadi dia ada sedekahnya, sekalian nabung sekalian beramal gitu. Misal tabungannya tadi 35 ribu nanti cairnya dalam bentuk sembako yang nominalnya lebih dari 35 ribu. Ditambahin sama Rumah Amal Salman dan ABEG,” ungkapnya.
Proses pengelolaan sampah di bank ini dibantu oleh mahasiswa dan relawan dari Rumah Amal Salman. Sampah yang terkumpul kemudian dijual ke pengepul besar karena bank belum memiliki mesin daur ulang sendiri.
“(Kalau sudah terkumpul) ya di(jual) ke pengepul besar kerjasama dengan Pak Lurah, (jadi) belum bisa mengolah sendiri di sini belum, karena itu kan biayanya gede bener mesin-mesinnya, belum bisa di daur ulang di sini, kami belum punya mesinnya. Ini kan masih 1 tahun berjalan” bebernya.
Bank ini beroperasi seperti bank pada umumnya, dengan setiap nasabah memiliki buku tabungan masing-masing yang akan dibawa saat jadwal penimbangan tiba.
“Masing-masing punya buku tabungan, jadi dia dapat berapa kilo misalkan kalau dia dapat 10 kilo, 10 kilo kan kalau dihargain (misalnya) Rp2.200 (per kilonya) berarti dia dimasukin di tabungan Rp22.000, yang dicatat di buku tabungan duitnya aja,” paparnya.
Keberhasilan Bank Sampah Amal Haqiqi diharapkan dapat dijadikan contoh untuk diterapkan di daerah lain di Kabupaten Garut. Dengan edukasi kepada masyarakat tentang pengurangan sampah, diharapkan Kabupaten Garut dapat menjadi bersih dan bebas dari sampah, serta masyarakat dapat lebih diberdayakan.