Menilik Sejarah Sekolah Perempuan Indonesia Pertama dari Bandung: Sekolah Dewi Sartika

JABAR EKSPRES – Sekolah Dewi Sartika merupakan sekolah yang memiliki nilai sejarah yang begitu tinggi di Kota Bandung. Sekolah ini berlokasi di Jalan Keutamaan Istri No. 12, Kelurahan Balong Gede, Kecamatan Regol, Kota Bandung.

Berdasarkan catatan sejarah, sekolah ini merupakan sekolah perempuan pertama yang ada di Indonesia.

Pada awalnya, sekolah ini bernama Sakola Istri atau dalam Bahasa Indonesia berarti ‘Sekolah Istri’ yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika pada 16 Januari 1904. Lokasi awal sekolah ini berada di Paseban Kulon Pendopo, Kabupaten Bandung.

Setahun setelahnya, Raden Dewi Sartika mendirikan gedung sekolah di tempat saat ini dan dikenal dengan SD dan SMP Dewi Sartika.

Di awal berdirinya sekolah itu, hanya ada 2 ruang kelas. Muridnya berjumlah 20 orang dengan 3 orang tenaga pengajar, yakni Raden Dewi Sartika, Ibu Purma, dan Ibu Uwit.

BACA JUGA: Villa Isola Bandung: Sejarah Panjang Belanda, Jepang hingga UPI

Kurikulum yang diajarkan oleh di sekolah tersebut disesuaikan dengan Sekolah Kelas Dua (Tweede Klasse Inlandsche School) milik pemerintah. Namun, Raden Dewi Sartika menambahkan beberapa mata pelajaran keterampilan, seperti memasak, mencuci, menyetrika, membatik, menjahit, menisik, merenda dan menyulam, serta yang ada hubungannya dengan kebutuhan rumah tangga.

Selain itu, di Sekolah Dewi Sartika juga mengajarkan Bahasa Belanda dan Bahasa Melayu. Bukan hanya memberikan materi, tetapi sekolah ini juga mempraktikkan langsung ilmu yang didapatkan.

Hingga kini, gedung bersejarah ini masih melakukan proses belajar mengajar untuk SD dan SMP. Walaupun bernuansa jadul, namun para peserta didik di sana bersekolah dengan semangatnya.

Sekolah tersebut memiliki langit-langit yang tinggi dan jendela ram kawat sehingga ruangan di sana memiliki udara yang sejuk. Bahkan, ada satu kelas yang hingga kini masih mempertahankan meja dan kursi seperti dulu. Kelas itupun juga dihiasi dengan berbagai potret kejayaan sekolah tersebut di zaman dahulu.

langsung ilmu yang didapatkan.

BACA JUGA: Jabar Penyumbang Warisan Budaya Tak Benda Terbanyak di Indonesia

“Ini ruangan legenda, mulai dari kursinya kita masih pertahankan yang lama. Kami hanya memugar sedikit saja, sisanya masih sama,” ucap Kepala Sekolah SMP Dewi Sartika, Sri Rostinah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan