JABAR EKSPRES – DPRD Jawa Barat (Jabar) mendorong Pemprov Jabar agar terus memperbaiki mekanisme implementasi program Petani Millenial. Tujuannya, agar benar-benar mampu mendongkrak Nilai Tukar Petani (NTP) di Jabar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar awal Juli mencatat, Nilai Tukar Petani Jabar untuk Juni 2023 ada di angka 104,99 persen. Angka itu sebenarnya sudah naik 0,54 persen jika dibanding pada Mei yang masih di angka 104,43.
Tetapi, capaian Nilai Tukar Petani itu masih di bawah NTP Nasional yang tembus di angka 110,41 di Juni 2023 ini. Lalu, posisi Jabar juga masih berada di bawah sejumlah provinsi di Pulau Jawa. Seperti Jawa Tengah yang tembus 109,57, maupun Jawa Timur di angka 107,78.
BACA JUGA: Komisi V DPRD Dukung Perbup LGBT Garut
Pada Juni, rincian di sejumlah sub sektor memang sedang naik turun jika dibanding bulan sebelumnya. Misalnya pada sub sektor tanaman pangan kondisinya turun 0,25 persen dan sub sektor perikanan mengalami penurunan 0,16 persen.
Sementara sub sektor yang mengalami kenaikan adalah tanaman hortikultura sebesar 2,67 persen. Lalu sub sektor tanaman perkebunan rakyat 2,12 persen dan sub sektor peternakan 2,03 persen.
Ketua Fraksi PKS DPRD Jabar Haru Sandharu mengungkapkan, program petani millenial menjadi salah satu terobosan pemprov untuk mendongkrak sektor pertanian di Jabar. Tetapi, progresnya saat ini perlu dicermati dari sejumlah prespektif. “Kami di DPRD juga masih sering mendapat aduan dari para petani millenial. Jadi harapannya tetap ada perbaikan lagi,” jelasnya kepada Jabar Ekspres beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Pembangunan Sekolah Negeri Macet, Picu Kecurangan PPDB
Menurut Haru, NTP menjadi salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan para petani di Jabar. Artinya adanya program petani millenial diharapkan benar-benar mampu mendongkrak NTP di Jabar secara signifikan. “Pemprov juga harus terus mendampingi para ptenai millenial. Namanya juga petani baru,” imbuhnya.
Sektor pertanian di Jabar sendiri menjadi sektor yang cukup potensial. Luas panen padi Jabar pada 2022 saja bisa mencapai 1.685.295,13 hektar. Dengan produksi padi mencapai 9.620.534,23 ton. (son)