JABAR EKSPRES – Sejak 1970, Kampung Cikeuyeup, Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sebagian besar warganya merupakan perajin layang-layang.
Dari tangan kreatifnya, dalam satu bulan dapat menghasilkan ribuan lembar layangan. Bambu-bambu diraut halus, benang diulur melingkar mengikat dua bilah bambu membentuk kerangka bidang.
Dari tangan-tangan terampil ini tercipta lembar demi lembar layang-layang.
Pagi itu, Aep Saepudin (46) bersama satu orang anaknya menyelesaikan pembuatan layangan tarung. Menurutnya, bisnis layangan tarung atau layangan adu ini sudah berdiri sejak lama dan turun menurun.
Selama puluhan tahun menjadi perajin layang-layang, Aep mengaku sudah menggarap jutaan layang-layang. Hal itu juga tak luput dari besarnya permintaan pasar untuk dikirim ke kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
“Dalam satu bulan, satu orang bisa membuat layang-layang sampai 4000 lembar,” ungkap Aep saat ditemui di kediamannya, Sabtu (8/7/2023).
Sejauh ini, layang-layang yang dibuat disesuaikan dengan pesanan. Mulai dari ukuran kecil hingga besar. Harganya pun berbeda, jika layang-layang ukuran besar relatif mahal, lantaran mesti melalui proses perangkaian yang rumit. Mulai dari mendatangkan bahan baku khusus.
Dari hitung-hitungan itu, satu perajin layang-layang di Kampung Cikeuyeup bisa meraup pendapatan Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta per minggu. Bagi masyarakat kampung, penghasilan itu cukup untuk menambal kebutuhan pokok sehari-hari.
“Sekarang satu layang-layang dari perajin dijual ke pengepul dengan harga Rp900. Biasanya kita yang antar ke Bandung kalau enggak dari pihak sana bawa truk ke sini,” tutur Aep.
Baginya, pembuatan layang-layang ini bukanlah hal yang sulit dikerjakan bagi masyarakat Kampung Cikeuyeup. Sebab masyarakat di 5 RW di Desa Singajaya memiliki keterampilan membuat layang-layang sejak mereka duduk di bangku SD sekalipun.
“Di sini mah setiap rumah jadi perajin, mulai dari bapaknya, ibunya, sampai anaknya jadi pengrajin. Apalagi musim layang-layang seperti sekarang, permintaannya sedang banyak,” kata Aep.
Buah karya tangan-tangan terampil masyarakat Kampung Cikeuyeup ini sampai ke tangan anak-anak di berbagai kota-kota besar di tanah air. Layang-layang yang diproduksi para perajin ini laku keras semasa libur sekolah belakangan ini.