JABAR EKSPRES- Pandangan hidup Islam bukan hanya tentang agama semata, tetapi juga mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan.
Islam dianggap sebagai sumber perjuangan dan revolusi, melawan segala bentuk penjajahan dan eksploitasi manusia terhadap manusia. Mohammad Natsir, seorang tokoh terkemuka, adalah contoh yang kuat dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam di berbagai aspek kehidupan.
Artikel ini akan menyoroti peran dan pemikiran Mohammad Natsir dalam menjaga nilai-nilai Islam dan perjuangannya.
Ahmad Hassan, seorang ulama besar, mengajarkan berbagai ilmu agama dan berpikir kritis tentang pemikiran yang bertentangan dengan Islam kepada Mohammad Natsir.
Natsir menginternalisasi prinsip hidup bahwa tidak ada kehidupan yang mulia selain hidup dalam batasan agama. Pengajaran ini membekas kuat dalam dirinya dan menginspirasi pandangan hidupnya yang kuat terhadap Islam.
Mohammad Natsir lahir di lingkungan masyarakat Minangkabau yang kental dengan nilai-nilai keislaman. Dari sini, ia mengadopsi slogan yang mengakar kuat dalam masyarakat Minangkabau, bahwa Islam adalah satu-satunya pedoman dalam kehidupan, mengintegrasikan adat dengan syariat.
Pada usia 22 tahun, Natsir terlibat dalam pendirian Komite Pembela Islam sebagai respons terhadap penghinaan terhadap Islam oleh para zending Kristen.
Keberanian dan pemahamannya yang mendalam terhadap bahasa-bahasa yang beragam memungkinkannya untuk menghasilkan tulisan dan propaganda yang membuat pemerintah kolonial gemetar.
BACA JUGA : Pendidikan dalam Islam Bagian Integral dari Kehidupan Seorang Muslim
Natsir dan Soekarno sering terlibat dalam polemik mengenai hubungan agama dan negara. Natsir menentang pemisahan agama dan negara serta mengkritik para pendukung sekularisme.
Meskipun berbeda pendapat, Natsir tetap mengedepankan nilai-nilai Islam dan sering menyerang pandangan yang bertentangan dengan agama.
Meskipun Natsir bertentangan dengan banyak tokoh nasional, namun ia selalu membawa dan mempertahankan nilai-nilai Islam. Ia berharap agar kaum Muslim yang terpengaruh oleh komunisme dapat kembali kepada ajaran Islam.
Meskipun terlibat dalam konfrontasi, Natsir juga mampu menjalin hubungan baik dengan lawan politiknya, seperti D.N. Aidit dari Partai Komunis Indonesia.
BACA JUGA : Konsep Rumah Tangga Islam, Keluarga sebagai Sentral Beragama