Perputaran ekonomi yang ada di suatu daerah merupakan suatu tanda yang menjelaskan tentang kondisi suatu daerah tersebut. Ada berbagai aktivitas yang mempengaruhi pergerakan ekonomi tersebut, yakni dari setiap lini bisnis yang. Dalam hal ini yaitu bisnis penjualan baju bekas, atau yang biasa disebut dengan thrift. Bisnis ini banyak diminati oleh berbagai kalangan, dimulai dari para anak muda hingga dewasa.
Mengapa demikian, selain karena model yang ditawarkan bersifat variatif dengan model-model yang bagus, produk ini juga dibanderol dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan produk-produk pakaian yang dijual di toko-toko resmi. Harga yang terjangkau dan model yang tidak ketinggalan zaman, membuat bisnis ini menjadi incaran orang-orang yang senang berbelanja maupun yang suka berburu pakaian bekas yang bermerek.
Lebih jauh membahas mengenai bisnis thrift ini, Segala produk yang ditawarkan oleh bisnis ini selalu menarik hati para pembeli. Hal ini buktikan dengan setiap kali penjual mulai membuka aktivitas jual belinya, barang dagangannya selalu habis diborong oleh para pembeli. Tidak memerlukan waktu yang lama, produk ini bisa habis bahkan bisa membuat para pembelinya saling rebutan demi mendapatkan item yang diminatinya. Tentu saja dengan harga yang terjangkau.
Akan tetapi, karena produk ini tidak dijual seperti pada toko-toko resmi yang ada label harganya sehingga pembeli tidak bisa melakukan tawar-menawar, lain halnya dengan thrift, di mana para pembeli bisa langsung menawar baju bekas yang dipilih. Dalam proses tawar-menawar, peranan yang sangat penting yaitu bagaimana proses negosiasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara penjual dan pembeli.
Negosiasi merupakan fenomena mendasar dalam perilaku pertukaran antar penjual di pasar industri (Perdue et al. 1986). Praktik negosiasi yang diadopsi para penjual adalah komponen dari keseluruhan strategi kompetitif perusahaan yang akan memungkinkannya memaksimalkan posisi kompetitif para pesaingnya (Porter 1985). Ini adalah proses dyadic (dua sisi) yang dirancang untuk memecahkan masalah dengan cara yang menguntungkan semua pihak yang terlibat (Rinehart et al. 1988).
Menurut Ghafara dalam Ristiani, dkk (2022), kata Thrifting merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris, kata “Thrift‟ diambil dari kata thrive yang berarti berkembang dan maju. Sedangkan kata thrifty dapat diartikan sebagai cara menggunakan uang dan barang secara baik dan efisien. Thrifting adalah sebuah kegiatan atau metode dalam berbelanja yang bertujuan untuk penghematan dan supaya biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja keluar seminimal mungkin. (Ristiani, dkk 2022)