JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa wilayah laut Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, diguncang gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,0. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan bahwa pusat gempa berada di koordinat 5,72 lintang utara dan 126,13 bujur timur, di laut sekitar 150 km arah barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 117 km.
Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut termasuk dalam jenis gempa bumi menegah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi intra-slab Lempeng Laut Filipina. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut terjadi pada Kamis (29/6) pukul 20.52 WIB dengan magnitudo 4,9 setelah dilakukan pembaruan parameter. Berdasarkan pemodelan, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Guncangan gempa dirasakan di daerah Kepulauan Marore dengan skala intensitas III MMI (modified mercalli intensity), yang berarti getarannya dirasakan secara nyata dalam rumah dan terasa seperti truk yang melintas. Gempa juga dirasakan di daerah Miangas dan Essang dengan skala intensitas II-III MMI.
Sampai saat ini, belum ada laporan kerusakan akibat gempa tersebut. BMKG juga belum mendeteksi adanya gempa susulan (aftershock) hingga pukul 21.00 WIB.
Daryono mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa. Dia menyarankan untuk memeriksa dan memastikan kekuatan bangunan tempat tinggal sebelum kembali ke dalam rumah, untuk menghindari bahaya jika ada kerusakan akibat getaran gempa. Selain itu, Daryono juga mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.