JABAR EKSPRES – Baru-baru ini di Indonesia viral hubungan terlarang antara ibu dan anak di Bukit tinggi, yang baru terbongkar setelah belasan tahun, ternyata di Australia, ada perkawinan sedarah yang lebih parah.
Bila di Indonesia persetubuhan tersebut hanya terjadi pada satu garis keturunan, yakni antara ibu dan anak saja, namun di Australia perkawian sedarah terjadi dalam satu keluarga besar.
Perkawinan sedarah ini terjadi pada keluarga Colt, dimana hampir semua anggota keluarganya saling melakukan persetubuhan dengan bebas.
Mulai dari kakek, nenek, ibu, ayah, putra, putri, bibi, paman, keponakan, saudara laki-laki, dan perempuannya semua terlibat dalam berbagai hubungan inses.
Terungkapnya kasus ini di laporkan oleh media lokal yang dikutip dari Mirrior UK. Dimana ditemukan belasan anak korban perkawinan inses dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Ada sekitar 12 anak diketahui mengalami kelainan fisik mulai dari bentuk wajah, kesulitan berbicara, dan kebersihan yang buruk.
“Sebelas anak di kamp adalah hasil hubungan seksual ibu mereka dengan saudara laki-laki, ayah, atau kerabat dekat laki-laki lainnya,” kata laporan tersebut.
Bukan hanya itu, ternyata hubungan inses di keluarga tersebut menghasilkan belasan keturunan yang mengalami masalah kesehatan.
Bahkan, beberapa di antaranya mengalami cacat fisik,
beberapa orang buta huruf hingga kekurangan gizi yang parah.
Bukan hanya kondisi fisiknya yang menghawatirkan, mereka bahkan tidak peduli dengan lingkungannya, hingga terbiasa tidur di samping ember yang berisikan kotoran dan urine.
Baca juga : Heboh, Ibu dan Anak di Bukittinggi Jalin Hubungan Terlarang Hingga Belasan Tahun Baru Terbongkar
Saking parahnya kondisi ini membuat Polisi terus melakukan penelusuran lebih lanjut untuk menemukan keturunan dari keluarga inses tersebut.
Hasilnya, mereka menemukan anak-anak dan orang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual, hingga mengakibatkan anak-anak cacat secara genetik.
Mirisnya, keluarga tersebut tinggal dan menetap di tempat yang tidak layak, yakni di tenda dan karavan.
Tidak ada akses air mengalir, pancuran, toilet, hingga menyebabkan sebagian besar anak mengalami infeksi jamur. Sehingga kondisinya kian parah dan sangat mengenaskan.