JABAR EKSPRES – Park Younggeol, Wakil Kepala Pelatih tim nasional panahan Indonesia, menyampaikan bahwa para atlet panahan Merah Putih membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk berkompetisi dalam kejuaraan internasional.
Menurut pelatih asal Korea Selatan tersebut, para atlet panahan Indonesia perlu memiliki program latihan yang sebanding dengan atlet dari negara-negara lain, terutama Korea Selatan, China, dan India yang menjadi pusat pengembangan panahan di Asia saat ini.
“Kami harus berusaha agar tidak jauh tertinggal dari negara-negara tersebut agar tetap bisa bersaing. Kami perlu meningkatkan frekuensi latihan menembak dan juga memperkuat mental bertanding para atlet. Itu adalah satu-satunya cara agar kami tidak tertinggal,” ujar Younggeol dalam pernyataannya di situs resmi PP Perpani pada hari Selasa.
Ia juga mengungkapkan bahwa para atlet panahan Indonesia masih menghadapi kesulitan dalam bersaing di perempat final, semifinal, dan final karena mereka belum memiliki pengalaman mencapai tahap-tahap tersebut.
“Memang sulit bagi kita untuk bersaing dan meraih medali karena Indonesia belum sering masuk semifinal atau final dibandingkan dengan negara-negara lain. Para atlet selalu merasa tertekan dan memiliki beban tersendiri untuk memberikan yang terbaik. Ini harus dipersiapkan dalam latihan,” tambahnya.
Pernyataan Younggeol tersebut merujuk pada hasil yang dicapai oleh pemanah Indonesia dalam turnamen internasional seperti World Cup Stage 1 di Turki pada 18-23 April, World Cup Stage 2 di Shanghai pada 16-21 Mei, dan Asia Cup Stage 3 di Singapura pada 5-10 Juni.
Pencapaian tertinggi atlet Indonesia adalah menduduki peringkat keempat dalam nomor beregu campuran recurve di World Cup Stage 2 di Shanghai, sementara dalam Asia Cup, mereka terhenti di perempat final.
Tantangan utama yang dihadapi adalah akurasi dalam menembak, terutama saat atlet menghadapi situasi kritis yang membutuhkan konsentrasi dan mental yang kuat untuk melangkah lebih jauh dan meraih medali.