“Posisi ini membuat Indonesia menjadi krisis karena keberlangsungan pembangunan yang sudah dilakukan Pak Jokowi selama 10 tahun harus berkesinambungan. Makanya tahun 2023 ini tahun yang khas. Untuk itu kita menggelar dialog kebangsaan ini untuk mengingatkan masyarakat Sunda khususnya Jawa Barat untuk berhati-hati memilih pemimpin di 2024,” imbuhnya.
Ia pun melanjutkan, dialog kebangsaan ini akan terus dilakukan menjelang pemilu 2024, guna mengedukasi masyarakat agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Dialog-dialog semacam ini bukan hari ini saja, nanti kita akan sering lakukan untuk mengedukasi masyarakat bahwa memilih pemimpin 2024 itu harus tepat. Jangan sampai pembangunan yang sudah dilakukan dimasa Pak Jokowi selama 10 tahun dimulai lagi dari nol. Jadi kita harus memilih pemimpin yang berkesinambungan dengan pembangunan yang sudah dilakukan Pak Jokowi,” tegasnya.
Diharapkan dengan adanya dialog kebangsaan ini kondusivitas dan persatuan masyarakat akan tetap terjaga di tahun politik pemilu mendatang, tidak ada lagi kubu-kubuan sepertihalnya yang terjadi saat pemilu 2019 lalu.
Sementara Asisten Menteri Pertahanan sekaligus Tokoh nasional Glenny Kairupan mengajak masyarakat budaya agar jangan salah pilih pemimpin di 2024. Menurutnya, masyarkat harus memilih pemimpin yang tegas dan jujur dan peduli dengan seni budaya, UMKM, dan pelaku pariwisata.
“Hal ini untuk membangun pertahanan ekonomi masyarakat melalui gerakan membangun keluarga sejahtera (Gerbang Gatra) seperti yang di Gaungkan oleh Bung Samy dalam dialog nasional kebangsaan ini. Oleh sebab itu tidak ada calon yang pas selain Prabowo Subianto yang di anggap pas dan cocok untuk memimpin Indonesia ke depan,” ujarnya.
Selanjutnya Glenny menyampaikan acara dialog seperti ini perlu dan harus terus di lakukan di daerah lainnya oleh Prawiro Indonesia Garuda Merah putih untuk dapat mendengar secara langsung aspirasi dari masyarakat. “Aspirasi itu akan kita sampaikan ke Pak Prabowo,” tutupnya.
.