Pada saat Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengumumkan pengakuan AS bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan keprihatinan serius dan menyatakan bahwa “langkah semacam itu bisa menghancurkan prospek perdamaian di Timur Tengah”.
Namun, pernyataan dari kedutaan Rusia pada Jumat kemarin justru menyebutkan bahwa pembukaan kantor konsuler kedutaan besar di Yerusalem sejalan dengan kebijakan luar negeri Rusia yang berupaya mencapai penyelesaian yang adil untuk Timur Tengah.