Selain itu, “broken home” juga dapat terjadi ketika keluarga mengalami konflik, pengabaian, atau perilaku buruk.
Menurut psikolog bernama Quensel, istilah “broken home” menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berfungsi seperti keluarga pada umumnya.
BACA JUGA: Trending di 30 Negara Putri Ariani Optimis Masuk Final America’s Got Talent
Quensel berpendapat bahwa konflik dalam keluarga dapat menyebabkan pertengkaran dan akhirnya berakhir dengan perpisahan.
Di sisi lain, psikolog bernama Wells menjelaskan bahwa “broken home” mengacu pada kondisi keluarga yang mengalami perpecahan karena kematian, perceraian, orang tua yang tidak menikah, atau tindakan kriminal.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum “broken home” mengacu pada kondisi keluarga yang tidak utuh, tidak harmonis, dan tidak sejahtera.
Dalam kasus Koma, hewan peliharaan sering kali dianggap sebagai anak oleh pemiliknya.
Karena kedua pemilik Koma tidak memiliki hubungan khusus lagi (Nanda dan mantan pacar), netizen menggunakan istilah “broken home” untuk merujuk kepada Koma.
Akhirnya, Koma si jeruk menjadi milik mantan pacar Nanda. Namun, dampak “broken home” pada anak manusia juga sangat serius.