Bentrokan Tepi Barat Palestina, Seorang Warga Palestina Tewas di Tangan Militer Israel

JABAR EKSPRES – Seorang pria Palestina tewas dalam serangan oleh pasukan Israel di sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki.

Insiden ini memicu baku tembak selama dua jam antara pasukan bersenjata dan orang-orang di Tepi Barat Palestina, menurut saksi mata dan kementerian kesehatan Palestina.

Pada hari Selasa, pasukan Israel mengepung rumah seorang buronan di kamp pengungsi Balata di kota Nablus, yang terletak di Tepi Barat yang diduduki bagian utara.

Hal ini menyebabkan bentrokan dengan warga bersenjata Palestina, seperti yang disampaikan oleh penduduk setempat.

Selama pertempuran tersebut, seorang remaja berusia 19 tahun ditembak oleh pasukan Israel, demikian diungkapkan oleh kementerian kesehatan.

BACA JUGA: Kumat, Tentara Israel Menembak Tiga Orang Palestina hingga Tewas

Kekacauan di Tepi Barat Palestina

Delapan warga Palestina lainnya juga mengalami luka tembak dan saat ini sedang menjalani perawatan, termasuk satu orang yang terkena tembakan di kepala, seperti yang dilaporkan oleh Bulan Sabit Merah Palestina.

Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar atas serangan Nablus.

“Militer mengebom rumah itu, mereka merusaknya,” kata Husam Sallaj, paman dari buronan, Issam Sallaj, kepada Reuters. Dia mengatakan keponakannya terluka tetapi tidak ditangkap.

Suhaib Sullaj, buronan laki-laki, mengungkapkan bahwa seorang komandan Israel telah menghubungi Issam dan meminta agar ia menyerahkan diri.

Keluarga mereka yang merupakan saudara perempuan juga terlibat dalam permintaan tersebut.

Rumah keluarga tersebut mengalami kerusakan parah, dengan tembok yang terbakar. Peralatan, kasur, dan mainan anak-anak terlihat tercecer di salah satu ruangan.

Di sekitar rumah yang menjadi sasaran, sebuah mobil yang terparkir di sebuah gang sempit penuh dengan grafiti telah dibakar.

BACA JUGA: 1 Orang Palestina Tewas dan 13 Terluka akibat Serangan Pasukan Israel di Jenin

Perlawanan yang tiada akhir

Hamas, pemerintah yang melakukan blokade terhadap Gaza, merasakan duka atas kematian seorang pemuda berusia 19 tahun, namun mereka tidak mengakui dirinya sebagai anggota mereka.

Dalam sebuah pernyataan disebutkan bahwa “tindakan penjajahan tidak akan menghentikan perlawanan yang terus berlangsung di seluruh tanah air”.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan