PENGAMAT politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Prof Muradi menganggap, sosok Anies Baswedan masih menjadi kuda hitam, dalam gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024 nanti.
Terlebih, menurutnya, saat ini tiga poros politik yang mencalonkan presiden 2024 masih dinamis. Ketiga poros tersebut mewakili sosok yang telah diusung oleh masing-masing partai politiknya.
Misalnya, pada Oktober 2022, Partai Nasional Demokrasi (NasDem) resmi mengumumkan Anies sebagai capres. Sementara pada Agustus 2022 Prabowo resmi maju untuk ketiga kalinya sebagai capres dari Gerindra.
Terbaru, pada April tahun ini, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024 mendatang.
“Melihat hasil beberapa survei, ada stagnasi di posisi Pak Anies. Disamping itu agak anomali sebenarnya posisi Pak Anies yang relatif aman dengan tiga partai itu,” tutut Muradi saat dihubungi Jabarekspres.id, belum lama ini.
Diketahui hingga saat ini, dinamika politik beriringan dengan hasil lembaga survei yang bertebaran dimana-mana. Lalu sebagian besar dari hasil survei, menunjukan bahwa Anies masih ada dibawah.
Muradi melanjutkan, padahal, pada Maret 2023, Koalisi Perubahan resmi mengumumkan dukungan untuk mengusung Anies maju sebagai capres. Koalisi tersebut terdiri dari NasDem, Demokrat, dan PKS.
Dia menyebutkan bahwa poin pentingnya secara nasional, kontestasi antara Ganjar dengan Prabowo, tampak pada hari ini posisi mereka saling kejar-mengejar.
“Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memenangkan Pak Ganjar. Tapi survei Kompas memenangkan Pak Prabowo, walaupun memang marginnya masih margin error,” kata Guru Besar Unpad itu.
Kendati demikian, Muradi menyebut, hingga sekarang masih ada kemungkinan antar bakal calon saling mengalahkan. Namun bagi sosok Anies, relatif sulit lantaran posisinya masih berada di bawah.
“Kalau seperti ini, bisa jadi basis suaranya dari PKS dengan Demokrat. Kelihatannya (arah perubahan, red) ke Pak Prabowo, kalau ternyata misalnya, puteran kedua yang maju Pak Prabowo dengan Pak Ganjar,” sambungnya.
Lantas dirinya mengungkapkan, Anies masih menjadi kuda hitam. Itu pun jika masuk pada puteran kedua, Anies bisa memenangkan salah satu dari Ganjar atau Prabowo.