JABAR EKSPRES- Rudal hipersonik Fattah Iran pertama kali diluncurkan, rudal ini diklaim memiliki kemampuan untuk menembus sistem pertahanan rudal dan memberikan keunggulan militer bagi Iran.
Upacara pembukaan dilaporkan oleh media pemerintah dan dihadiri oleh Presiden Ebrahim Raisi serta komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Gambar-gambar dari upacara tersebut menampilkan Rudal hipersonik Fattah Iran.
Menurut media pemerintah Rudal hipersonik Fattah Iran dapat bergerak dengan kecepatan hingga Mach 15 (sekitar 5.145 meter atau 16.880 kaki per detik), memiliki jangkauan 1.400 km (870 mil), serta dilengkapi dengan nosel sekunder yang dapat dipindahkan dan menggunakan propelan padat yang memungkinkan manuver tinggi.
Nama rudal ini, Fattah, dipilih oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang secara kasar diterjemahkan menjadi “pembuka”.
Rudal hipersonik memiliki kecepatan lima kali kecepatan suara atau lebih dan kemampuan manuver yang membuatnya sulit ditargetkan oleh sistem pertahanan dan radar.
Amerika Serikat, Rusia, China, dan Korea Utara diyakini sebagai negara-negara yang telah berhasil menguji rudal hipersonik, tetapi detail persenjataan yang tepat masih sedikit diketahui.
Kepala kedirgantaraan IRGC, Amir Ali Hajizadeh, mengumumkan pengembangan rudal hipersonik tersebut pada bulan November dalam sebuah acara yang memperingati kematian Hassan Tehrani Moghaddam, yang dianggap sebagai bapak teknologi rudal Iran.
Moghaddam meninggal akibat ledakan di pangkalan rudal pada tahun 2011, yang juga menewaskan lebih dari selusin anggota IRGC lainnya. Ledakan tersebut dilaporkan sebagai kecelakaan, namun beberapa media Barat melaporkan bahwa Israel terlibat di dalamnya.
Hajizadeh menjelaskan bahwa rudal baru tersebut merupakan “lompatan generasi” dalam teknologi rudal Iran, karena mampu bermanuver di dalam dan di luar atmosfer bumi serta dapat menembus sistem pertahanan rudal apa pun.
“Fattah tidak dapat dihancurkan oleh rudal lain karena bergerak ke arah yang berbeda dan pada ketinggian yang berbeda,” katanya.
Barat dan Israel telah mengungkapkan keprihatinan berulang kali terhadap program rudal Iran, dengan mengklaim bahwa rudal balistik negara tersebut memiliki potensi untuk membawa hulu ledak nuklir—sesuatu yang dibantah oleh Iran. B