JABAR EKSPRES – Komite Daerah PGPKT Cimahi bekerjasama dengan Fakultas kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK Unjani) Cimahi dan Pusdik Armed TNI-AD melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang bahaya bising intensitas sangat tinggi.
Dalam kegiatan itu, dilakukan juga pemeriksaan fungsi pendengaran prajurit yang akan melakukan latihan tembakan meriam, dan memeriksa faktor risiko gangguan dengarnya.
Pengabdian masyarakat ini dilakukan agar prajurit TNI-AD mengetahui risiko trauma akustik sehingga memakai alat pelindung diri pada saat melakukan latihan tembakan meriam, mendeteksi gangguan dengar prajurit TNI-AD, dan mengetahui faktor risiko gangguan dengar pada prajurit TNI-AD.
Ketua pelaksana pengmas ini, dr. Asti Kristianti, SpTHT-BKL, M.Kes, yang juga merupakan Ketua Program Studi Profesi Dokter FK UNJANI, mengatakan, gangguan dengar yang diakibatkan suara meriam tidak akan bisa disembuhkan atau permanen karena mengenai bagian dari rumah siput di telinga dalam yang tidak dapat diperbaiki.
”Kondisi ini kita sebut sebagai Trauma Akustik. Pencegahan merupakan tindakan paling tepat, sehingga pada pengmas ini dilakukan penyuluhan mengenai bahaya suara sangat keras bagi fungsi pendengaran,” bebernnya.
Menurutnya, dalam penyuluhan itu dijelaskan pula cara perlindungan telinga yang benar, dan pemeriksaan pendengaran untuk mengetahui fungsi pendengaran sebelum dan setelah latihan menembak meriam.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari pada tgl 20 dan 26 Mei 2023, yaitu sebelum dan setelah latihan menembak meriam, yang melibatkan dosen Departemen THT dan dokter serta perawat THT RS Dustira, dan Mahasiswa Sarjana Kedokteran yang melakukan penelitian untuk laporan skripsi.
Sebanyak 104 prajurit diberikan penyuluhan dan dilakukan pemeriksaan pendengaran.
”Hampir seluruh prajurit menggunakan alat pelindung pendengaran yang disediakan selama latihan menembak meskipun tidak sesuai dengan besarnya bising yang harus dikurangi,” ungkap Asti. (*)