JABAR EKSPRES- Twitter sedang diramaikan dengan keluhan netizen tentang kenaikan harga tiket kereta api yang semakin mahal.
Berikut adalah beberapa kutipan dari netizen yang kami ambil dari akun Twitter.
“Hari ini, harga tiket Kereta Argo Parahyangan naik lagi Setelah naik ke 200 ribu, naik lagi ke 250 ribu rupiah”
“Banyak yang kecewa karena kendati harganya naik, penumpang Kereta Argo Parahyangan mengeluhkan bising dan getaran kereta yang membuat tidak nyaman selama perjalanan”
“Astagfir @KA1121 dr dlu eko yg 80an skrg 150, yg ekse 100an skrg 250. Emang bener bener mentang2 perusahaan monopoli”
“Loh terakhir masih 200. Kok jadi 250”
“Desember 2022 135rb, 5 bulan kemudian 250rb astaghfirullah”
Apakah Kalian sendiri juga merasa kalau tiket kereta makin hari makin mahal?
Menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang, kenaikan harga tiket kereta ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu :
1. Tidak Mendapat Subsidi BBM
KAI sudah nggak mendapatkan subsidi BBM solar lagi, terlebih harga BBM sendiri juga semakin naik. Deddy mengatakan hal ini menjadi beban bagi KAI.
2. Dikenakan TAC
Regulasi baru menetapkan KAI sebagai operator sarana harus membayar Track Access Charge (TAC) sebesar Rp2,4 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dari regulasi lama yang hanya sebesar Rp388 miliar.
Kewajiban TAC yang dibebankan kepada KAI ini terlalu mahal, sehingga berdampak ke harga tiket kereta.
TAC adalah biaya yang harus dibayar oleh penyelenggara sarana perkeretaapian kepada pemerintah untuk penggunaan infrastruktur infrastruktur rel kereta api.
Deddy mengatakan biaya untuk membayar TAC berasal dari tarif tiket kereta. Maka dari itu kalau tiket kereta nggak dibeli oleh pengguna, maka bisnis KAI sendiri juga akan repot.
Secara tidak langsung, beban TAC ini juga ditanggung oleh pengguna.
3. APBN Belum Membayar IMO
Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) seharusnya dibayar APBN kepada KAI, namun IMO tersebut masih belum dibayar oleh APBN. Diprediksi ada sekitar Rp2,5 triliun kekurangan IMO yang masih belum dibayar APBN.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus sendiri mengatakan bahwa naik turunnya harga tiket KAI menyesuaikan demand pelanggan.