JABAR EKSPRES – Suasana Perpustakaan yang Instgramamble Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung tarik perhatian banyak pengunjung.
Seorang warga asal Makasar, Nayla (17) menyebutkan suasana perpustakaan yang adem membuat nyaman belajar.
“Suasananya adem, nyaman juga buat belajar,” kata Nayla saat ditemui, Senin (15/5).
Perpustakaan Disarpus Kota Bandung sendiri berada di Jalan Seram, No. 2 Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan. Di Perpustakaan ini menyediakan berbagai buku bacaan mulai dari kebutuhan akademik hingga hiburan, seperti buku-buku fiksi.
Selain itu, perpustakaan Disarpus Kota Bandung juga menyajikan dokumentasi foto Bandung tempo dulu sampai pertemuan kepala negara yang pernah diselenggarakan di Kota Bandung.
Pustakawan Senior Ahli Madya untuk Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung, Tata Takwana mengatakan setiap hari dikunjungi 300 orang.
“Alhamdulillah sekarang kita bisa memenuhi target yang ditentukan oleh internasional perpustakaan, sekarang 300 orang tiap harinya sering datang ke sini,” kata Tata, saat ditemui oleh Jabarekspres, Senin (15/5).
Meski demikian, untuk menyeimbangi Targetan tersebut Disarpus Kota Bandung menyediakan mobil keliling atau perpustakaan keliling.
“Untuk menyeimbangi pengujung yang datang ke sini, kami juga ada tambahan mobil keliling, sekarang ada empat mobil keliling,” ujar Tata.
Saat ini, Perpustakaan Disarpus Kota Bandung sudah mempunyai 14 ribu anggota dengan koleksi 38 ribu judul dan 198 eksemplar buku.
“Pengunjung rata-rata mahasiswa dan pelajar. Secara keseluruhan anggota di perpustakaan ada 14 ribu, dan kalau mau daftar harus ber-KTP Kota Bandung,” ucap Tata.
“Kalau koleksi, kita ada 38 ribu judul dan 198 ribu dan eksemplar, ini tuh masih kurang seharusnya untuk tingkatan kota harus ada 100 ribu judul, sekarang untuk capai ke angka 40 ribu juga masih susah, karena penerbit di kota Bandung yang sulit untuk menggeluarkan buku terbaru, misalnya” lanjut Tata.
Penganggaran bahan pustaka baru dan pemeliharaan untuk perpustakaan sendiri tahun 2023 sekarang berasal dari Anggaran dan Belanja Pendapatan Daerah (APBD) Kota Bandung.
“Biayanya, buku-bukunya disini dari APBD. Jadi, setiap tahun kenging anggaran pengembangan bahan pustaka. Sekarang saja APBD kurang lebih 400 jutaan,” tandasnya.**(mal)