Penyebab dari Semakin Teriknya Cuaca di Kota Bandung

JABAR EKSPRES – Memasuki siang hari, terik sinar matahari di Kota Bandung seakan melebihi biasanya. Hal ini pula yang dirasakan oleh salah satu pengendara ojek online, Rayhan Firdaus (27).

Menurutnya, sebagai pekerja yang menghabiskan waktu di jalanan, panas Kota Bandung saat ini sedikit melunturkan julukan daerah yang kerap dikenal dengan kota yang sejuk dan dinilai adem oleh para wisatawan.

“Bandung yang biasa sejuk dan enak buat ngadem, udah gak ada sejuk-sejuknya, sekarang rasanya kaya panas banget. Saya yang sering keluar siang buat kerja udah gakuat, panasnya kaya beda aja gitu,” ujar Rayhan kepada Jabar Ekspres, Senin (15/5).

Menanggapi fenomena ini, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menuturkan, terjadinya cuaca terik diakibatkan karena tutupan awan yang terjadi pada pagi hari. Sehingga, pada fase peralihan menuju siang hari, Bandung bakal terasa panas.

“Dengan kondisi tutupan awan yang cerah berawan sejak pagi hingga siang hari, maka dirasakan wajar apabila pada siang hari cuaca terasa terik dan panas,” ujar Teguh Rahayu.

BMKG Bandung mencatat dalam 3 hari terakhir suhu maksimum tertinggi mencapai 29,4 derajat Celcius. Namun Teguh megungkapkan, kondisi seperti ini merupakan hal yang normal terjadi. Karena suhu maksimum pada Bulan Mei ialah 29,4 derajat Celcius.

“Suhu maksimum normal bulan Mei itu adalah 29,4 derajat Celcius. Ini artinya, kondisi suhu maksimum di wilayah Kota Bandung masih dalam keadaan normal,” ungkapnya.

Dirinya juga mengatakan selain cuaca panas, suhu minimun yang terjadi di Kota Bandung masih relatif normal.

Dalam kurun waktu tiga hari terakhir, suhu minimum baru menyentuh angka 19,6 derajat Celsius. Hal ini, tentunnya berkesesuaian dengan standar ketetapan bahwa kondisi normal pada bulan Mei ialah 19,6 derajat Celcius

“Dalam 3 hari terakhir pihak kami mencatat suhu minimum rata-rata adalah 19,6 derajat Celcius. Suhu minimum normal bulan Mei adalah 19,6 derajat Celcius, berarti itu masih normal,” katanya.

Namun, memasuki musim kemarau biasanya pada dini hari kondisi tutupan awan juga terbuka. Sehingga, banyak panas yang dilepas ke luar angkasa dalam bentuk gelombang panjang sehingga pada pagi hari akan terasa dingin, dan kondisi ini adalah kondisi yang normal,” pungkasnya. (Mg1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan