JAKARTA – Dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut hadir memberikan sambutan kepada ribuan relawan pendukung.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan bahwa untuk kriteria pemimpin Indonesia ke depan dibutuhkan orang yang berani dan kuat.
Pemimpin harus punya kemampuan yang dapat mengambil resiko untuk kepentingan bangsa dan negara.
Selain itu, sosok pemimpin juga harus bisa memberantas korupsi dan merawat demokrasi.
Presiden Joko Widodo menyampaikan kriteria pemimpin yang Indonesia butuhkan ke depan.
Menurut Jokowi, negara sebesar Indonesia butuh sosok pemimpin yang kuat, berani mengambil risiko untuk kepentingan bangsa, anti korupsi, dan bisa merawat demokrasi.
Menurutnya, Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk kurang lebih 280 juta. Sumber daya alam Indonesia memiliki potensi untuk memberikan kesejahteraan rakyat indonesia.
Untuk itu, rakyat Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang tepat dan mau mendengar keluhan rakyat.
“Itu yang dibutuhkan, yang pemberani demi rakyat. Rakyat butuh pemimpin yang paham dan mengerti bagaimana memajukan negara ini,’’ seru Jokowi dalam pidatonya.
‘’Seorang pemimpin negara bukan saja menjalankan rutinitas semata. Duduk diistana dan tanda tangan,’’ ucapnya lagi.
Pemimpin ke depan harus memiliki strategi ekonomi dan politik. Sehingga dapat menunjukan kepada negara-negara dunia bahwa Indonesia adlah negara besar.
Saat ini, keberadaan Pilpres 2024 menjadi tantangan di tengah ketidak pastian global yang sangat krusial.
Untuk itu dibutuhkan sosok pemimpin yang memahami setiap permasalahan yang dihadapi bangsa ini.
“Nahkoda harus yang pemberani, berani mengambol risiko untuk kepentingan negara dan bangsa,’’ kata Jokowi.
Pada kesempatan itu, berdasarkan hasil Musra, para pendukung Jokowi memberikan rekomendasi pilihan tiga calon pemimpin yang diusung.
Nama Prabowo Subianto dapat dukungan 21,68 persen, Ganjar Pranowo 20,24 persen, dan Airlangga Hartarto 17,12 persen.
Menanggapi pidato Jokowi dalam musra tersebut, Pengamat politik yang juga peneliti di Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan, pilihan Jokowi untuk Capres bisa jadi berbeda dengan pilihan politik PDI Perjuangan.
Sebagai bagian dari kader, Jokowi mengikuti keputusan PDI Perjuangan yang memutuskan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.