Setelah Ramadhan Usai; Istiqomah Itu Sulit Tapi Harus Diusahakan

Singkatnya, yang perlu kita lakukan setelah bulan Ramadhan berakhir adalah Istiqomah.

Istiqomah berasal dari kata qawama yang berarti berdiri tegak lurus. Kata istiqomah selalu dipahami sebagai sikap teguh dalam pendirian, konsekuen, tidak condong atau menyeleweng ke kiri atau ke kanan dan tetap berjalan pada garis lurus yang telah diyakini kebenarannya. Karena itu, istiqomah sering diartikan dengan teguh hati, taat asas atau konsisten. Istiqomah adalah tegak dihadapan Allah atau tetap pada jalan yang lurus dengan tetap menjalankan kebenaran dan menunaikan janji baik yang berkaitan dengan ucapan, perbuatan, sikap dan niat (Zuhdi, 2011).

Oleh sebab itu, istiqomah merupakan bagian penting dalam ajaran Islam. Hal diperkuat dengan munculnya term atau istilah istiqomah di dalam Al-Qur’an. Kata istiqomah dalam Al-Qur’an terdapat pada beberapa ayat dan surat, seperti yang tercatat dalam Mu’jam al-Mufahrasy Li al-Fadz Al-Qur’an, kata istiqomah mempunyai 10 (sepuluh) kata di 9 (sembilan) surat dan di delapan ayat. Maka, ayat-ayat ini menjadi dasar dan argumen bahwa istiqomah mempunyai peran dalam sisi kehidupan yang perlu ada pada setiap yang bergelar Muslim (Bahri, 2019).

Sementara menurut Buya Hamka dalam karyanya Tafsir Al-Azhar kata istiqomah bermakna teguh pendirian, tegak lurus, teguh tegap dengan pendirian. Tidak bergeser, tidak beranjak. Tidak saat dicondongkan ke kanan malah ke kiri, tidak saat dimundurkan ke belakang malah ke depan ataupun sebaliknya. Dalam artian tidak keluar dari tempat tegak berdirinya. Apapun yang terjadi, pendirian ini tidak dilepaskan (pps.unidagontor.ac.id, 2022).

Selain di dalam Al-Qur’an, kata istiqomah juga muncul di dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” [HR. Muslim, no. 38, dikutip dari rumasyho.com, 2019).

Keutamaan Istiqomah

Merujuk kepada penjelasan-penjelasannya sebelumnya, istiqomah merupakan bukan sekadar amalan semata akan tetapi merupakan bagian dari konsep dan prinsip penting dari ajaran Islam. Hal ini memang bisa dipahami karena beriman kepada Allah itu tidak bersifat statis (diam) akan tetapi dinamis (bisa berubah-ubah), dalam arti hari ini kita bisa beriman besok belum tentu kita beriman atau sebaliknya ada orang yang hari tidak beriman bisa bisa besok dia beriman. Sejalan juga dengan konsep bahwa iman seseorang itu bisa naik juga bisa turun.

Tinggalkan Balasan