Dengan diikuti anak buahnya, dia menyatakan penyesalan dan ingin belajar serta menjadi murid ‘Abdul Qadir Jaelani. Begitulah kisah kejujuran ‘Abdul Qadir Jaelani.
Seorang ulama yang konon memiliki nasab dengan Nabi Muhammad Saw., yang telah menggetarkan jiwa para perampok.
Kebersihan hati seorang yang berilmu ternyata mampu memancarkan pesona yang hebat kepada orang-orang di sekelilingnya. Ibarat kata pepatah, “Ilmu itu bagaikan cahaya yang bisa menerangi pemiliknya.”
Jujur merupakan karakter yang dibutuhkan manusia sepanjang zaman. Secara universal-tanpa melihat perbedaan ras, warna kulit, profesi, dan kepercayaan agama-semua orang membutuhkan kejujuran.
Sebagai contoh, orang yang biasa berbisnis pasti membutuhkan kejujuran pihak yang menjadi mitra bisnisnya.
Sebab, kalau tidak, pasti dia akan mengalami kerugian karena ketidakjujuran mitranya tersebut. Seorang pembeli membutuhkan sikap jujur pedagangnya atau sebaliknya.