Soal Percepatan Transportasi Massal, Jokowi: Di Jakarta Terlambat 30 Tahun

SISTEM transportasi massal di Indonesia, khususnya Jakarta, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), dibangun terlambat puluhan tahun.

Diantaranya, kata orang nomor satu Republik Indonesia itu, bidang transportasi kereta api (KA).

Penunjang mobilitas publik tersebut, lanjutnya, terlambat dibangun sekira tiga puluh tahun.

Penilaian demikian diungkapkan Jokowi ketika meresmikan pengoperasian jalur KA. Tepatnya jalur KA lintas Makassar-Parepare rute Maros-Barru dan Depo KA Maros di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3).

“Di Jakarta terlambat tiga puluh tahun kira-kira, meskipun sekarang sudah ada MRT tapi baru satu jalur. Ada LRT tapi juga belum jalan, sehingga bapak ibu kalau di Jakarta pagi macet, siang macet, sore macet, malam macet sekarang ini. Karena keterlambatan dalam membangun itu,” ungkap Jokowi dilansir ANTARA.

Presiden mengatakan bahwa hampir di semua pulau besar Indonesia, terutama ibu kota di Indonesia terlambat dalam membangun transportasi massal.

Menurut Kepala Negara, jalur kereta api menjadi sistem transportasi yang sangat dasar dan paling murah untuk dibangun guna menghubungkan antara satu provinsi, kota, hingga kabupaten lainnya.

DKI Jakarta sendiri saat ini baru memiliki satu jalur MRT, yakni Bundaran HI-Lebak Bulus, sedangkan jalur Bundaran HI-Kota dan Ancol masih dalam pembangunan.

Karena keterlambatan pembangunan sistem transportasi massal, baik untuk penumpang maupun barang, akhirnya masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi yang menyebabkan macet.

“Tidak hanya di Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang. Di Makassar sudah macet semuanya karena kita terlambat membangun transportasi publik,” kata Jokowi.

Presiden pun mengapresiasi beroperasinya jalur kereta api Trans Sulawesi pertama ini. Saat ini, jalur kereta tersebut baru tersambung dari Makassar sampai Pare-pare, namun nantinya akan melintas sampai ke Manado, Sulawesi Utara.

“Ini kalau nanti betul-betul sudah keretanya banyak, ada untuk penumpang, ada untuk wisata, ada untuk barang, ini akan memberikan daya saing, competitiveness. Negara kita akan semakin baik karena barang diangkut dengan alat transportasi yang murah,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan