2. Tingkatkan Kualitas Kampus
Kualitas kampus di Indonesia dinilai berdasarkan akreditasi. Akreditasi tersebut diantaranya Unggul, Baik Sekali, dan Baik. Dulunya akreditasi ini biasa dikenal dengan urutan nilai A-B-C.
Untuk mencetak pemimpin yang unggul, Made mendorong kampus di Bali dan seluruh Indonesia juga perlu berpredikat unggul. “Mari kita sama-sama mempersiapkan diri untuk menjadi kampus unggul dan mencetak lulusan yang unggul. Universitas Mahasaraswati Denpasar sendiri program studinya ada empat yang berpredikat unggul, dan kami semua di Bali terus berharap agar lebih banyak lagi program studi atau bahkan akreditasi institusi yang berpredikat unggul!,” lanjut Made.
3. Rampingkan Birokrasi dan Gunakan Sistem Akademik
Birokrasi kerap menjadi tantangan di Indonesia. Made mencontohkan ketika mahasiswa memiliki gagasan brilian, ia harus memperoleh persetujuan dari Program Studi, Fakultas, hingga Rektorat. Akibatnya fatal, ide dan jiwa kepemimpinan mahasiswa bisa terhambat.
Birokrasi ini perlu dirampingkan. Sistem akademik yang bagus menurut Made dapat membantu kampus beradaptasi dan mengimplementasikan regulasi yang ada di Indonesia. Karena perizinan dapat dilakukan mahasiswa secara online lewat sistem, dibanding harus manual yang melelahkan baik mahasiswa maupun pimpinan kampus.
“Struktur perlu sangat ramping, dan manfaatkan sistem, sehingga kampus dan mahasiswa bisa lebih lincah dalam berinovasi. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita sudah tiba di era digital kalau kita mau meningkatkan literasi dan kualitas pendidikan tinggi kita!,” tukas Made.
Melalui Workshop ini, SEVIMA juga meluncurkan modul Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di dalam Sistem Akademik SEVIMA Platform yang telah digunakan lebih dari 800 kampus se-Indonesia. Chief Marketing Officer SEVIMA Andry Huzain mengungkapkan, modul MBKM mengintegrasikan aktivitas mahasiswa di kampus maupun di luar kampus, dengan sistem pelaporan di Kementerian Pendidikan maupun dengan pencatatan nilai yang ada di kampus.
“SEVIMA saat ini telah menginjak usia ke-20, dan selama 20 tahun selalu konsisten mengatasi permasalahan dosen yang agendanya sudah padat untuk mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Modul MBKM akan mempermudah Bapak Ibu Dosen karena urusan birokrasi telah tuntas secara digital, sehingga dosen dapat lebih fokus dalam mengajar,” pungkas Andry Huzain.